Infosumbar.net – “Aku emang bodoh dan gak punya bakat apapun”, “Aku gak akan pernah bisa menjalani hubungan yang sehat” Capek gak sih terus-terusan menilai apapun dari sisi negatifnya aja? Kamu harus hati-hati! Mungkin kamu sedang terjebak dalam Distorsi Kognitif
Distorsi kognitif adalah adanya kesalahan logika dalam berpikir sehingga cenderung berpikir berlebihan dan tidak rasional atau pemikiran berlebihan dan keliru yang mempercayai hal-hal negatif dalam memandang diri sendiri dan lingkungannya, padahal belum tentu benar.
Distorsi kognitif terjadi ketika individu memiliki pola pikir tidak akurat sehingga cenderung bias secara negatif.
Distorsi kognitif berdampak pada emosi dan perilaku individu.
Untuk itu kamu harus mengetahui, Jenis-jenis Distorsi kognitif yang perlu di waspadai!
- Filter Mental. Terlalu Fokus pada satu hal negatif hingga mengabaikan hal positif yang ada
- Black and White Thinking. Berpikir di dua titik ekstrem; semua peristiwa yang dialami hanya terdiri dari kejadian buruk atau baik
- Labelling. Memberi label pada diri sendiri dan orang lain, padahal satu label tidak dapat mendeskripsikan keseluruhan sisi seseorang
- Overgeneralizing. Terlalu menggeneralisasikan sesuatu hanya karena satu peristiwa negatif
- Jumping to Conlusions. Membuat kesimpulan tanpa bukti yang mendukung
- Mind Reading. Memprediksi pikiran orang lain tanpa bukti yang mendukung
- Pemikiran ‘Harus’. Terlalu ideal pada hal yang seharusnya dilakukan oleh orang lain ataupun diri sendiri
- Personalizing. Terlalu merasa bersalah dan bertanggungjawab secara personal atas hal yang mungkin bukan sepenuhnya kesalahan diri sendiri
- Emotional Reasoning. Terlalu Fokus pada emosi dan membiarkan sisi emosional memandang atau memutuskan sesuatu
- Magnifying/Minimising. Memandang sesuatu tidak sesuai porsinya
- Double Standard. Memiliki standar yang berbeda untuk diri sendiri dan orang lain
Sebab itu, distorsi kognitif sangat penting untuk segera diatasi, karena cara berpikir yang salah tersebut dapat memperburuk masalah gangguan psikologis. Kamu tidak perlu cemas. Untuk mengatasinya, kamu bisa memulai dari langkah-langkah kecil dibawah ini:
1. Identifikasi Akar Masalah
Ketahui jenis distorsi negatif apa yang dirasakan dan penyebabnya. Hindari penyebabnya dan fokus
pada penilaian kamu pada penyebab tersebut.
2. Ubah Perspektif
Fokus dan kenali pola berpikir kamu! Hindari pemakaian kata yang cenderung menggeneralisasi, seperti “selalu” atau “tidak pernah”
3. Labelling the Behavior Not You
Daripada melabelkan diri sendiri, cobalah untuk melabelkan perilaku kamu. Contoh: Daripada melabelkan diri sendiri ‘pemalas’ karena tidak membersihkan kamar hari ini, sebaiknya berpikir ‘aku cuma tidak bersih-bersih saja hari ini’. Stop mendefinisikan diri sendiri hanya berdasarkan satu kejadian.
4. Selalu Mencari Aspek Positifnya
Biasakan untuk mencari setidaknya tiga aspek positif dari setiap kejadian yang kamu alami. Lama kelamaan, hal ini dapat menjadi kebiasaan positif dan kamu akan selalu menemukan hal untuk disyukuri
5. Menanyakan kepada Diri Sendiri “Apakah Ada Bukti yang Mendukung Pikiran Negatif?”
Sebelum menyimpulkan sesuatu, refleksikan pada diri sendiri apakah kamu memiliki fakta yang mendukung pikiran negatif tersebut?