Tersebar lebih di 120 negara, AIESEC merupakan salah satu organisasi terbesar di dunia yang beranggotakan kaum muda yang mempelajari kepemimpinan dan berasal dari berbagai belahan dunia. Melalui kegiatan yang dilakukan dan project yang diadakan setiap tahunnya, organisasi ini menjadi wadah kaum muda untuk mengembangkan potensi diri mereka. Selain itu, AIESEC juga ikut serta berperan dalam mewujudkan perdamaian dunia.
Indonesia memiliki AIESEC diawali dengan ketertarikan 4 orang mahasiswa FE Universitas Indonesia, Abdul Gani, Patria Mamontang, dan dua orang temannya yang menghadiri konferensi AIESEC di Osaka, Jepang, pada tahun 1948. Tidak lama setelah mendeklarasikan AIESEC Indonesia, organisasi harus vakum lama karena terjadi insiden pada saat itu.
Merasakan vakum cukup lama, AIESEC Indonesia dioperasikan kembali oleh Ita Budi dan Adi Zakaria pada tahun 1984 dengan menghadiri konferensi AIESEC di Belanda dan Perancis untuk mendapatkan pelatihan mengenai exchange. Dengan hadirnya dua orang tersebut, AIESEC Internasional kembali mengakui berdirinya kembali AIESEC Indonesia dengan basis pertama di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat.
Setelah itu, hampir semua Universitas di Indonesia memiliki organisasi AIESEC masing-masing. Tidak lupa juga Universitas Andalas di Padang, Sumatera Barat. Organisasi yang sudah berjalan selama 26 tahun tersebut, kembali meregenerasi keanggotaan mereka pada Minggu, 8 September 2019 lalu dengan mengadakan Open Recruitment untuk angkatan ke 30.
Agenda tahunan tersebut bertempat di Aula Kantor Gubernur Sumatera Barat. Tahap pertama dalam Open Recruitment tersebut berupa Focus Group Discussion (FGD). Dalam tahap ini para peserta dibagi dalam beberapa grup,dan setiap grup akan diberi berbagai macam kasus. Kasus tersebut harus diselesaikan secara berdiskusi sesuai dengan waktu yang sudah diberikan.
Tepat pukul 09.30 WIB, kegiatan dimulai dengan sambutan dari Fauzan Alfarisi selaku Presiden AIESEC Unand, Ketua Pelaksana Open Recruitment, Renza Primadana, juga turut memberi kata sambutan kepada para peserta yang sudah hadir. Sesi tanya jawab pun dibuka untuk seluruh applicant setelah diberikan pemahaman dan sejarah AIESEC oleh Presiden AIESEC Unand.
Sebelum memulai agenda FGD, talkshow bersama Alumni AIESEC Universitas Andalas dan seorang exchange participant returnee di Hungaria. Adalah Eko Septiady, S.E Alumnus organisasi tersebut menceritakan pengalamannya sebagai seorang AIESECer yang sekarang menjabat sebagai costumer activation supervisor PT Gojek Padang. Begitu juga Habib Adani Riswanto yang sudah mencoba program exchange ke Hungaria dahulunya, sekarang merupakan salah satu founder jasa kreatif @essensi.tt. Tak hanya itu, beberapa peserta yang beruntung juga mendapat hadiah oleh pihak PT Gojek Padang berupa voucher Go-Pay senilai 100 ribu rupiah.
Selama kegiatan berlangsung para applicant terlihat sangat semangat dalam berdiskusi dan menyampaikan hasil diskusinya kepada penguji. Solusi demi solusi dilontarkan guna memecahkan kasus yang sudah diberikan. “Semoga kedepannya AIESEC Unand dapat menjadi lebih baik dan juga membuat kaum muda sadar akan kemampuan yang mereka miliki”, tutur Presiden AIESEC Unand.