Infosumbar.net – Sumbar Digital Creativity (SDC) 2022 menjadi salah satu ajang yang paling mendapat perhatian saat ini. Hal ini lantaran acara ini tidak hanya baru pertama kali di gelar di Sumatera Barat (Sumbar), tetapi juga dalam rangkaian acaranya terdapat kegiatan pentas seni. Panitia menjanjikan 6 kelompok seni bakal tampil dalam semalam. Dimana keenam kelompok tersebut berasal dari dua komunitas seni berbeda, yakni dari Sigando dan Batajau.
Yang menarik, perpanduan kesenian antara “darek” dan “rantau” ini sengaja di format oleh Sanak Indonesia Madani selaku eksekutor kegiatan agar terlihat kekayaan kesenian Sumbar dari dua arah belahan subkultur yang sangat kaya.
Roby Suhendra dari Batajau mengatakan, ajang SDC 2022 sangat penting bagi organisasinya untuk menunjukkan karya-karya yang ada.
“Karena yang akan hadir nantinya adalah para pelaku ekonomi kreatif di sektor digital, kami tidak hanay eekedar tampil saja. Kami berharap dapat bertukar fikiran pula dengna mereka tentang bagaimana posisi kesenian Minang ini di dunia digital saat ini dan agaimana kedepannya kita dapat membangun sinergi agar kesenian-kesenian yang kami kembangkan ini dapat lebih terangkat,” sebutnya, dalam keterang tertulis yang diterima Infosumbar.net, Senin (14/11/2022).
Roby menuturkan, Batajau atau yang lengkapnya bernama Forum Batajau Seni Piaman adalah salah satu entitas dari sekian banyak kelompok gerakan kesenian di Sumbar.
“kami masih menampilkan kesenian secara fisikal dari panggung ke panggung. Rata-rata kelemahan kelompok seni pertunjukan di Sumbar adalah soal Sumber Daya Manusianya ketika kita bicara kehadiran kesenian tersebut di dunia digital. Maka kami butuh sokongan dari pihak lain yang lebih fokus dalam karya-karya digital ini, Sehingga materi-materi karya kami dapat diakses melalui internet dan makin membuka peluang pula bagi kami untuk mengakses pasar yang lebih luas,” jelasnya.
Sementara itu, Yuliza Zen dari Kubu Gadang mengatakan, selama ini kesenian sudah dihadirkan di Kubu Gadang. Namun, tetap saja kebutuhan terhadap promosi yang tentunya terkait dengan produk-produk digital dari kesenian yang sudah ada tersebut sangat penting untuk dikembangkan.
“Jika tahun ini SDC Fest lebih memperhatikan ekraf di sektor kriya, kami harap penyelenggaraan berikutnya dapat pula memperhatikan seni pertunjukan,” kata Yuliza. (*/peb)