Infosumbar.net – Suku Minangkabau dikenal memiliki banyak pepatah yang berisikan nilai-nilai dalam menjalani kehidupan.
Pepatah sendiri merupakan jenis peribahasa berupa nasehat.
Berikut ini ada 10 Pepatah Minang yang berisikan nasehat dalam menjalani hidup.
1. Lamak dek awak, katuju dek urang (Tenggang Rasa)
Lamak dek awak, katuju dek urang merupakan salah satu ungkapan dalam papatah minang yang mengajarkan tentang tanggang rasa. Lamak dek awak berarti bagi kita enak, dan katuju dek urang berarti bisa diterima oleh orang lain. Singkatnya sama-sama enak, baik bagi kita maupun bagi orang lain.
2. Hiduik Baraka, Baukua jo Bajangko (Hidup Berakal, Berukur dan Berjangka)
Alun rabah lah ka ujuang (Belum rebah sudah keujung)
Alun pai lah babaliak (Belum pergi sudah kembali)
Alun di bali lah bajua (Belum dibeli sudah dijual)
Alun dimakan lah taraso (Belum dimakan sudah terasa)
Pepatah minang di atas menjelaskan bagaimana hidup kita harus berakal, terukur dan berjangka. Singkatnya hidup harus mempunyai visi, berpikir jauh ke masa depan. Seperti, alun dimakan alah taraso, belum dimakan sudah terasa, makanannya belum dimakan tapi sudah terbayang bagaiman rasanya.
Begitulah hidup seharusnya mempunyai visi dan tau kemana arah dan tujuan. Semua terencana dan direncanakan dengan baik.
3. Tatungkuik samo makan tanah, tatilantang samo minum aia.
Salah satu nilai yang perlu ditanamkan dalam diri orang minang terutama bagi mereka yang berada di perantauan adalah kesetiakawanan atau sikap loyal.
4. Maukua samo panjang, mambilai samo laweh
Pepatah Minang ini mengajarkan untuk berbuat adil. Seperti tergambar dalam pepatah di atas. Keadilan tersebut berlaku bagi siapapun, tak pandang bulu.
5. Nan buto pahambuih saluang, Nan pakak palapeh badia, Nan patah pangajuik ayam, Nan lumpuah paunyi rumah, Nan binguang kadisuruah-suruah
Semua Hal Mempunyai Manfaat
Ajaran minangkabau juga mengajarkan kepada kita bahwa segala sesuatu di dunia ini ada manfaatnya.
6. Maminteh sabalun anyuik, Malantai sabalun lapuak, Ingek-ingek sabalun kanai
Hati-Hati dan Waspada
Dalam hidup kita juga dituntut untuk selalu hati-hati dan waspada. Apakah itu terhadap bahaya dari alam ataupun ancaman dari lawan. Selain itu kita juga perlu waspada terhadap akibat dari tindakan-tindakan kita. Jadi sebelum sebuah keputusan diambil perlu dipertimbangkan akibatnya.
7. Ka mudiak sa antak galah, ka hilia sarangkuah dayuang. Sasuai lahie jo bathin, sasuai muluik jo hati
Banyak orang yang tidak bisa maju karena takut bersaing dan merasa tersaingi atau istilah minangnya ‘takuik taimpik’. Padahal di zaman sekarang yang diperlukan adalah kolaborasi, apalagi dalam membangun nagari. Tidak semua hal bisa kita lakukan sendiri, itulah sebabnya kita membutuhkan teman dan orang lain untuk berkolaborasi.
8. Ingek di rantiang ka mancucuak, Tahu didahan ka maimpok
Sikap arif dan bijaksana, mempunyai pandangan yang luas serta bisa hati-hati dalam setiap tindakan sangat diperlukan.
Orang yang arif pandai mengukur kapasitas dirinya sehingga ia tidak sembarangan dalam mengeluarkan pendapat atau pernyataan.
9. Duduak Marauik Ranjau Tagak Maninjau Jarak
Dalam falsafah minang juga diajarkan bahwa kita harus rajin bahkan cenderung proaktif.
Dalam setiap waktu yang digunakan sebisa mungkin tidak ada yang terbuang.
10. Nana kuriak iyolah kundi (Yang burik ialah kundi)
Nan merah iyolah sago (Yang merah ialah sega)
Nan baiak iyolah budi (Yang baik ialah budi)
Nan indah iyolah baso (Yang indah ialah basa basi)
Menjaga lidah dan bahasa (perkataan) sangat penting. Banyak perselisihan terjadi hanya karena lidah tidak bisa menjaga perkataan dengan baik.