Serikat Pekerja Pertamina (SPP) UPMS I wilayah Sumatera Barat yang berada di bawah naungan Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) melakukan pernyataan sikap menolak keputusan pemerintah dalam pembagian porsi saham blok Mahakam, dimana 30%-nya akan diserahkan kepada pihak asing.
Seperti diketahui, pemerintah memutuskan memberikan porsi saham 70% bagi PT Pertamina (Persero) dan badan usaha milik daerah (BUMD) Kaltim.
Dengan keberadaan Peraturan Menteri ESDM 15/2015 yang menyebutkan porsi bagi BUMD paling banyak 10%, Pertamina hanya akan mendapatkan porsi saham sebesar 60%-an.
Sisa saham sebesar 30% ditawarkan kepada pemegang saham saat ini yakni Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation.
Irsal, Perwakilan SPP UPMS I Wilayah Sumbar, dalam konfrensi pers dengan sejumlah awak media mengungkapkan bahwa aksi pernyataan sikap ini atas instruksri dari ketua Serikat Pekerja UPMS I dan akan digelar diseluruh kantor cabang, dengan tujuan agar seluruh aspirasi pekerja yang ada di wilayah didengar sampai ke pusat.
“Kita menolak keputusan pemerintah, yang menetapkan 70% saham blok mahakam milik Pertamina, dengan asumsi 60% untuk pertamina dengan 10 persen untuk BUMD di Kalimantan Timur, sedangkan 30% nya adalah kepemilikan dari Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation,” ungkapnya.
Pihaknya dengan tegas menyatakan tidak setuju jika blok Mahakam kembali ada campur tangan pihak asing, dan mendukung manajemen perusahan mengelola 100 Persen Blok Mahakam.
“Yang kita sayangkan, kenapa pihak asing yang hampir 50 tahun memegang saham ini 100 persen, dengan berakhirnya kontrak di 2017 nanti masih diberi 30 persen lagi. Sebagai karyawan pertamina wilayah sumbar, mendukung sepenuhnya kebijakan dari manajemen perusahaan untuk 100 persen saham blok Mahakam dimiliki pertamina, kalau tidak sepenuhnya dimiliki pertamina, setidaknya jangan ada lagi campur tangan asing,” ungkapnya tegas.
Pihaknya mengklaim, saat ini Pertamina telah melakukan persiapan untuk mengelola blok Mahakam pada 2017 mendatang, mulai dari kesiapan sumber daya, infrastruktur dan finansial.
“Kami siap dan mendukung untuk sensuarakan ke Federasi, bahwa Pertamina siap dan mampu mengelola sepenuhnya blok Mahakam.,” jelasnya. (Huda Putra)