Infosumbar.net – Penghujung Batigo Fest 2022 di Kupi Batigo, Padang diisi dengan bincang kreatif pameran seni kolaborasi Ruang Temu Langgang Kuau yang mengusung tema “Dari Profesi ke Investasi dan Koleksi Seni”.
Kurator Bincang Kreatif, Rijal Temenan mengungkap bahwa seniman cenderung dipertemukan dengan lingkaran yang cukup sempit, oleh banyaknya sudah saatnya merombak keterbatasan dan ruang menjadi sesuatu yang lebih menarik dan kompleks. Menurutnya, selama ini dalam satu festival, para kreator hanya bertemu dengan satu dan lainnya atau penyelenggara itu sendiri, khususnya dalam pameran seni.
“Perihal pendistribusian dan interaksi yang bisa dibangun kreator dengan investor barangkali belum banyak diperbincangkan, namun kemudian ini sudut pandang yang bisa dielaborasi dikemudian hari,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Infosumbar.net, Minggu (30/10/2022).
Ia menilai, pelaku budaya dan kreator sebaiknya dipertemukan dengan investor dan donatur, sehingga produktivitas kreator semakin berkembang.
Disamping itu, yang perlu juga dipertimbangkan perihal adalah kesiapan kreatorndan forum atau bincang kreatif yang menjadi wadah untuk membaca kebutuhan akan ekosistem seni atau potensi kreatifitas itu sendiri, dan ditambah dengan momen saling edukasi antar lintas bidang.
Bincang kreatif ini turut menghadirkan pemateri baik dari akademisi dan praktisi seni, diantara mengundang pemateri, Angga El Pats dari Akademisi Seni Rupa, Hilmawira dari Bank Indonesia Perwakilan Sumatera Barat, Huddiyal Ilmi seorang Praktisi Visual, Nanda Fadhly, S.Pd. dari Perwakilan PHRI, Siswanto dari GM Angkasa Pura KC II BIM, Yon Indra seorang Praktisi Seni Rupa, Yusuf Fadly Aser yang merupakan Praktisi Seni Rupa, pemantik, Nessya Fitryona dan penulis oleh Rahma Agustina.
Kolaborasi Batigo Fest 2022 x Langgang Kuau, Ruang Temu Langgang Kuau adalah wadah yang lahir dan tumbuh dari gagasan seniman, pegiat serta pelaku seni dan budaya dari berbagai latar belakang disiplin bidang, komunitas, dan personal di Sumatera Barat. Bertujuan menjadi ruang kebudayaan independen dan sarana untuk bersinergi secara kolektif dalam pengembangan seni dan budaya.
Sebagai ruang temu, Langgang Kuau terbuka bagi banyak pihak untuk proses kreatif dan kolektif dengan kegiatan diantaranya berupa diskusi, produksi karya, pendokumentasian, riset dan distribusi pengetahuan, sebagai wujud perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, pembinaan seni dan budaya di Sumatera Barat, serta berjejaring dan kolaborasi seperti dengan batigo fest. (peb)