Meski sudah diuji coba pada 20 Maret lalu, hingga kini operasional railbus atau kereta api cepat dengan rute Stasiun Simpangharu Padang ke Bandara Internasional Minangkabau (BIM) dan sebaliknya, belum juga ada kepastian. PT Kereta Api Indonesia (KAI) Divre II Sumbar selalu beralasan belum ada serah terima dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
“Railbus ini kan diminta Pemprov ke Dirjen Perkeretaapian Kemenhub. Sebelum dioperasikan, tentu harus ada serah terima dulu ke kami. Itu yang belum ke luar,” ungkap Manajer Humas PT KAI Divre II Sumbar Sy Romeyo kepada Padang Ekspres, kemarin.
PT KAI selaku operator, kata Romeyo sifatnya menunggu. Setelah ada serah terima, baru PT KAI bisa mengoperasionalkan railbus yang tiba di Padang sejak 30 Desember 2012 lalu itu.
Menurut Romeyo, serah terima itu penting agar bisa diketahui seperti apa pengelolaan railbus ini nanti. Apakah pengelolaannya diserahkan sepenuhnya pada PT KAI atau dilakukan PSO (Public Service Obligation) dengan Pemprov Sumbar. “Tentu sebelum kami jalankan, perlu dibicarakan lagi soal sharing cost-nya.
Apakah diserahkan langsung ke KAI atau PSO,” katanya.
Setelah ada kesepakatan itu, baru kemudian ditetapkan berapa besaran tarif penumpang railbus ini nanti.
Rencananya, railbus ini akan digunakan untuk angkutan ke BIM. Namun karena jalur rel ke BIM belum selesai, sementara waktu railbus akan dioperasikan dari Stasiun Simpangharu ke Pariaman. “Rencana sementara ke Pariaman. Kalau tidak memungkinkan paling jauh dari Simpangharu ke Duku (Padangpariaman), kemudian ke Tarandam (Padang) dan kembali lagi ke Simpangharu,” terangnya.
Railbus tersebut kini masih berada di bengkel utama PT KAI Divre II Sumbar. Kendati belum beroperasi normal, railbus bermotif rumah adat Minangkabau itu rutin dihidupkan untuk perawatan mesinnya. Di bengkel tersebut ada beberapa bagian yang harus diperbaiki. “Ada mekanikal rodanya yang perlu diperbaiki. Ada sedikit kelainan di perangkat roda, sedang dibubut,” terangnya.
Kepala Bidang DLLAJ dan Perkeretaapian Dishub Kominfo Sumbar Joharson menegaskan, sebelum railbus dioperasikan, harus ada serah terima dulu dari Kemenhub ke PT KAI sebagai operator. “Belum jelas kapan tim penilai Kemenhub dan KAI turun. Biasanya setelah dinilai, baru dilakukan serah terima,” katanya.
Dia mengaku Dishub dan Kominfo Sumbar pernah rapat di Jakarta membahas pengoperasian railbus. “Memang intinya, di serah terima operasi itu lagi,” imbuhnya.
Seraya menanti selesainya pembangunan jalur rel Duku ke BIM, sementara waktu railbus akan dioperasikan dari Simpangharu ke Stasiun Pariaman. Sekadar diketahui, railbus buatan PT Industri Kereta Api Madiun (INKA), Jawa Timur ini dapat mengangkut 150 penumpang. Bagi penumpang yang berdiri dilengkapi pegangan untuk bergantung. Desain interiornya dilengkapi sistem otomatis, ber-AC, kursi penumpang dari fiber dan busa. Railbus terdiri dari tiga rangkaian yang saling menyatu dan terdiri dari kabin masinis di depan dan belakang. Dengan demikian, railbus ini tidak perlu berbalik arah jika sudah sampai ke tujuan karena bagian depan dan belakangnya berfungsi sebagai penggerak. (bis)