
Nama mantan presiden Soeharto masuk dalam rencana walikota Padang, Fauzi Bahar sebagai pengganti nama jalan By Pass. Selain nama pemimpin orde baru yang memimpin selama 32 tahun itu, nama Ketua PDRI Mr Syafruddin Prawiranegara dan Walikota Padang pertama Bagindo Aziz Chan masuk sebagai pengganti.
“Kami berencana mengubah nama jalan By Pass sepanjang 27 km itu. Bukan lagi dengan nama By Pass tetapi nama pahlawan,” kata Walikota Padang, Fauzi Bahar kepada Haluan, Selasa (22/1) kemarin.
Dia menyebut jalan lingkar luar kota Padang sepanjang 27 kilometer (km) itu akan dibagi menjadi tiga ruas, masing-masing 9 km. Bagian pertama dari fly over Duku hingga Air Pacah diganti menjadi jalan Mr.
Syafruddin Prawiranegara. Kemudian dari Air Pacah tepat di depan perkantoran walikota Padang hingga Simpang Lubuk Begalung (Lubeg), akan dijadikan nama Jalan Jenderal Besar HM Soeharto, dan dari Lubeg hingga Teluk Bayur diganti dengan nama Jalan Bagindo Aziz Chan.
“Kami akan ajukan ketiga nama tersebut ke DPRD, untuk dijadikan pengganti jalan By Pass,” lanjutnya. Dia mengatakan ketiga nama tersebut patut mendapatkan penghargaan dengan diabadikan sebagai nama jalan.
Meski mengakui kemungkinan adanya protes dari masyarakat soal penggantian nama tersebut, Fauzi tidak mempersoalkannya. Karena bagi dia ketiga nama tersebut sangat pantas diabadikan sebagai nama jalan.
Soeharto misalnya, menurut Fauzi meski sepanjang masa jabatannya dipenuhi dengan berbagai kontroversi, tetapi berjasa membawa Indonesia disegani di mata dunia dan menumpas gerakan 30 September PKI.
“Beliau berjasa besar menumpas Gestapu, kalau tidak karena beliau mungkin sekarang negara kita sudah komunis,” sebutnya.
Sementara itu, meski jalan Bagindo Aziz Chan sudah ada, Fauzi menilai jalan tersebut terlalu pendek, hanya sekitar satu kilometer. Jalan tersebut katanya akan digabungkan dengan jalan Jenderal Sudirman. Sementara jalan Bagindo Aziz Chan diusulkan mengganti jalan By Pass sepanjang Lubeg sampai Teluk Bayur.
Soeharto Minim Peran di Sumbar
Menanggapi rencana pemerintah kota tersebut, sejarawan dari Universitas Andalas (Unand), Gusti Asnan menyambut baik penggantian jalan By Pass dengan nama pahlawan. Tetapi dia mengusulkan sebelum nama-nama yang direncanakan pemko dibahas di DPRD Padang, sebaiknya nama tersebut dirembukkan dulu dengan tokoh-tokoh masyarakat Padang.
“Saya mendukung nama By Pass diganti dengan nama pahlawan, tetapi sebelum diajukan di DPRD, sebaiknya dirembukkan dulu dengan tokoh masyarakat yang bisa dimintai masukan,” katanya, Selasa (22/1).
Tiga nama yang direncanakan Pemko Padang menurut Gusti adalah tokoh-tokoh besar. Seperti Mr Syafruddin Prawiranegara misalnya, dia nilai pantas karena sudah diangkat sebagai pahlawan nasional. Selain itu Syafruddin juga Ketua Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) berlokasi di Sumbar, juga pemimpin Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) yang pengaruhnya sangat besar di Sumbar.
Demikian pula dengan nama Bagindo Aziz Chan yang dikenal sebagai pahlawan kemerdekaan. Namanya bahkan sudah diabadikan untuk nama jalan dan gedung di Padang. “Tetapi nama Soeharto ini saya rasa kurang tepat, karena masih menjadi polemik yang sampai sekarang belum tuntas. Beliau pun juga belum diakui sebagai pahlawan nasional,” ujar Gusti.
Dia menyebut, meski berperan dalam penumpasan gerakan 30 September 1965, perkara Soeharto masih menimbulkan kontroversi, dan peranannya di Sumbar pun terhitung minim.
“Saya rasa masih ada nama lain yang perlu dikedepankan,” katanya. Dia mencontohkan nama Tan Malaka yang hanya diabadikan untuk jalan gang sepanjang tidak sampai satu kilometer di Jati.
Peranan Tan Malaka untuk Indonesia, dia nilai jauh lebih besar dari ketiga nama tadi. Begitu pula halnya dengan tokoh-tokoh Sumbar lainnya seperti Mohammad Natsir yang belum diabadikan namanya sebagai nama jalan di Padang.
harian haluan / cw-sal
foto: padangekspres