Rusia, (infosumbar) – Hubungan antara rusia-ukraina akhir-akhir ini menjadi perhatian dunia international, hal ini terjadi karna potensi serangan Rusia terhadap Ukraina belum berhenti. Konflik ini dapat menyebabkan naiknya harga-harga komoditas seperti minyak mentah.
Ketegangan antara kedua negara tersebut turut memberikan dampak pada negara lainnya, tak terkecuali Indonesia. Konflik ini dapat menyebabkan Rusia dijatuhi sanksi ekonomi oleh Uni Eropa, sedangkan Rusia merupakan salah satu produsen minyak terbesar dunia, sehingga hal ini menyebabkan harga minyak mentah dunia semakin tinggi.
Melansir laman Marketwatch.com, Tariq Zahir, anggota pengelola di Tyche Capital Advisors, mengatakan “Jika Rusia menyerang, kami memperkirakan harga minyak akan menjadi parabola.”
Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik sebanyak $1,75, atau 2%, sehingga menetap di harga $87,35 per barel di New York Mercantile Exchange. Sedangkan Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret 2022, juga mengalami kenaikan sebanyak $1,76, atau 2%, pada $89,96 per barel di ICE Futures Europe setelah menyentuh level tertinggi di $90,47. Kedua nilai tersebut berada pada harga tertinggi sejak Oktober 2014.
Harga minyak mentah naik disebabkan oleh meningkatnya kekhawatiran terkait pasokan minyak karna ketegangan antara Rusia dan Ukraina, serta ancaman serangan militer terhadap infrastruktur di Timur Tengah.
EIA (Electronics Industry Association) melaporkan persediaan pasokan mingguan untuk bensin naik sebesar 1,3 juta barel, sementara stok sulingan turun 2,8 juta barel. Survei S&P Global Platts memperkirakan kenaikan pasokan sebesar 2,2 juta barel untuk bensin dan penurunan persediaan 1,6 juta barel untuk sulingan.
Di Nymex, bensin naik 2,6% menjadi $2,523 per galon dan minyak sulingan naik 2,8%, menjadi $2,744 per galon.
Data EIA juga menunjukkan stok minyak mentah di pusat pengiriman Cushing, Okla, Nymex turun tipis sebanyak 1,8 juta barel untuk minggu ini, sementara stok minyak mentah di Cadangan Minyak Strategis turun 1,2 juta barel.
Sementara itu, konflik Rusia-Ukraina juga dapat mengganggu aliran gas alam ke Jerman, melansir laman CNBC, (25/1/2022), Pemerintahan Biden sedang mencari cara untuk mengamankan energi bagi sekutu Eropa jika Moskow memangkas ekspor minyak dan gas alam.
Harga gas alam mengalami kenaikan akibat ketegangan saat ini, sehingga jika pasokan gas terputus, Jerman dan negara lainnya yang terdampak harus beralih ke diesel untuk kebutuhan pemanas mereka.
Intinya, minyak mentah akan tetap dalam penawaran beli sampai kita mendapatkan kejelasan tentang situasi Rusia dan Ukraina.(*)
Diterjemahkan : cici idriani mesha








