Infosumbar.net – Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sumatera Barat (Sumbar) Asnal Zakri membahas sejumlah permasalahan pada sektor pertanian di Sumbar pada Rapat Koordinasi Daerah Sensus Pertanian 2023 di The ZHM Premiere Hotel, Padang, Selasa (15/11/2022).
Asnal mengungkapkan, isu strategis sektor pertanian di Sumbar diantaranya, infrastruktur (irigasi dan DAS) tidak memadai, ketersediaan bibit, pupuk dan pestisida dengan harga terjangkau sulit didapat, kurangnya tenaga penyuluh pertanian, maraknya alih fungsi lahan, gejolak harga komoditas pertanian, sentra produksi belum optimal, minimnya pengolahan hasil produksi.
Selain itu, lanjutnya, produktifitas dan efisiensi sektor pertanian di Sumbar masih rendah dikarenakan teknologi, SDM dan manajemen usaha sektor pertanian yang masih rendah, jumlah tenaga kerja sektor pertanian terus menurun, karena minimnya minat pemuda terjun kedunia pertanian, sehingga tidak tercipta regenerasi, nilai tambah dan pendapatan sektor pertanian rendah, rantai pemasaran yang panjang untuk sampai ke konsumen akhir, serta petani dan fasilitas belum memahami Sistem Pertanian Terpadu (SPT) secara benar.
“Dari sekian banyak permasalahan tadi, yang menjadi hambatan kita adalah sebagian besar (84,6) persen kepala keluarga rumah tangga miskin tidak memiliki keterampilan yang memadai untuk bekerja, kemudian produktivitas meningkat tetapi lahan kecil,” jelas Asnal.
Menurut Asnal, untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu ditata ulang manajemen usaha tani dalam produksi dan pemasaran hasil pertanian. Kemudian pentingnya bentuk peta produksi dan kebutuhan barang-banrang hasil pertanian Sumbar untuk menjaga keseimbangan Demand dan Supply serta stabilitas harga.
“Kemudian memfasilitasi petani untuk mendapatkan subsidi bibit, pupuk dan pestisida dengan harga terjangkau, peralatan pertanian yang modern sesuai kebutuhan dan kemudahan akses untuk mendapatkannya serta menyediakan penyuluhan pertanian lapangan untuk membina kelompok tani dalam mengembangkan usaha pertanian,” tambahnya.
Ansal juga menilai perlunya memberikan jaminan kerugian saat petani gagal panen dengan jumlah yang sesuai dengan luas lahan untuk memotivasi petani dalam usaha tani.
Selanjutnya, ia juga merekomendasikan memperpendek rantai pemasaran produk pertanian untuk mengurangi harga akhir yang diterima konsumen.
“Meningkatkan SDM dan mengoptimalkan sistem pertanian terpadu dengan mengikutsertakan perguruan tinggi dalam pengembangan usaha pertanian dari hulu ke hilir melalui penelitian, pengabdian dan MBKM,” imbuhnya. (peb)