Peristiwa pengusiran warga Indonesia dari Pulau Cubadak oleh pihak pengelola Pulau yang terekam dalam video yang diunggah Watchdoc Documentary Maker di Youtube beberapa waktu lalu memang mambuat heboh warga Sumatera Barat.
Namun apakah alasan dibalik hal tersebut. Kami pun mencoba meminta konfirmasi dan jawaban dari pihak pengelola resor Pulau Cubadak agar mendapatkan informasi penyeimbang.
Senin (20/10) malam kami mengirimkan email kepada pihak pengelola Pulau Cubadak. Selasa (21/10) email kami pun dibalas langsung oleh Ibu Dominique Murail selaku Direktur Utama PT Bintang Paradiso Resort yang mengelola Pulau Cubadak.
Berikut jawaban dari beliau mengenai peristiwa pengurisan Pak Darpius dan tim Fotografer di Pulau Cubadak:
Ini cerita yang betul :
Tanggal 10 Oktober Pak Darpius hubungi saya dan mohon izin bawa tamu dia, yang ingin ambil gambar dari resor kami. Izin tersebut saya kasih, karana Pak Darpius sudah sering bawa orang di sini, lokal atau tidak. Dan sampai sekarang tidak pernah ada masalah.
Seperti biasa dan sesudah kapal tiba dengan “tamunya”, saya mohon Pak Darpius jangan ambil gambar dari tamu yang sedang menginap di resor. “Ya Bu, ini biasa” bilang Pak Darpius.Akhirnya dan setelah mungkin 30 menit saya mengerti bahwa orang yang datang adalah seorang professional, yang datang untuk buat shooting tentang resor kami. Ini sedikit berbeda dari orang pariwisata yang cuma mau jalan-jalan dan ambil gambar.
Terus Pak Darpius mulai kasih interview tentang Cubadak Paradiso Village, walaupun dia tidak bekerja di sini dan tidak tahu apapun tentang organisasi atau perushan kami.Ini waktu saya datang dan minta Pak Darpius mengapa dia berbohon lebih dulu di telpon.
“Karena saya mau buat dokumenter untuk promosi daerah Mandeh”, kata dia.
Ini adalah mungkin satu jenis promosi yang terbaru, kapan orang datang ke tempat Anda untuk penghinaan orang pengelola, dan buat “dokumenter” tampa pemberitahuan. Dengan betul, saya bilang bahwa saya tidak setuju.Akhirnya saya bilang ; “cukup sekarang, bisa pergi”.
2 hari nanti, tanggal 12 Oktober, Pak Darpius mengikut rombongan Pak Bupati. Rencana hari tersebut adalah “Mandeh joy sailing 2014”, dinas Pariwisata Pesisir Selatan yang dikoordinir oleh Pak Bupati, untuk mempromosikan daerah Mandeh. Sudah lama Pak Bupati infokan bahwa dia akan datang, dengan sekitar 100 orang (dalam satu tempat yang biasanya tidak bisa menerima lebih dari 35 orang).
Pada kesempatan ini Pak Darpius bisa selesaikan “dokumenter” dia, dan masukan shooting yang dulu dalam satu filem, supaya orang bisa kira adalah cuma 1 cerita yang terjadi dalam 1 hari, pada rencana Mandeh Joy Sailing 2014.
Selain itu Dominique Murail juga membantah mengenai isu dilarangnya warga Indonesia berkunjung kesana. Menurutnya tak ada pelarangan bagi warga manapun. Semua orang boleh berlibur baik warga asing maupun warga Indonesia. Hal tersebut dituliskannya dalam email balasan kepada kami seperti berikut:
Tentang “orang bule yang “Terlarang bagi warga Indonesia yang ingin berkunjung ke lokasi.”
Lokasi tersebut adalah 1 resort yang tertelak di Pulau Cubadak selatan (400 meter pantai, 19 ha). Orang datang ke sini untuk berlibur, lokal atau bule bersama, dan menikmati perdamaian dan ketenangan lokasi, yang bebas suara.Kalau orang dari luar, bule atau lokal, ingin masuk untuk jalan jalan di pantai (di depan bungalows yang tamu kami menyewa), kami cuma minta mereka mohon izin dulu. Kalau tidak begitu ramai kami selalu setuju (khusus kapan orang minta dengan sopan). Kalau sudah ada banyak tamu di resor, kami menolak.
Ini tidak adalah sistem yang baru : sudah 23 tahun begitu, semua orang di Corocok Tarusan bisa bersaksi.Tidak ada yang lain, yang saya bisa bilang tentang cerita itu.
Itulah email yang dikirimkan Dominique Murail kepada kami pada selasa pagi. Pemerintah serta pihak terkait diharapkan cepat turun tangan dalam penyelesaian masalah ini agar tidak terus menerus menjadi isu yang kemudian membuat wisatawan enggan pergi kesana. (IS)