Padang (infosumbar) – Mahasiswa Papua yang menuntut ilmu di Sumatera Barat (Sumbar) merasa nyaman dan aman, sebab masyarakatnya yang ramah dan memiliki kepedulian yang besar terhadap sesama.
Tokoh Papua di Sumbar, Julius Swom, saat bertemu dengan Gubernur Sumbar, Mahyeldi di Padang, Selasa (30/11) malam menilai masyarakat Minangkabau ramah dan peduli dengan sesama.
“Sampai saat ini saya sudah 40 tahun lebih tinggal di Padang. Masyarakat Minangkabau memang terkenal ramah dan peduli dengan sesama. Jadi anak-anakku dari Papua juga harus bisa lebih baik menjaga kerukunan dan berbangsa,” ucapnya.
Julius Swom menyebut pepatah dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung harus menjadi pedoman bagi mahasiswa Papua untuk mengakomodasi keberagaman suku bangsa, agama, status sosial, ekonomi dan budaya di Sumbar.
“Selama ini Provinsi Sumatera Barat sudah menjadi rumah bagi seluruh suku bangsa yang ada, sehingga Ranah Minangkabau memberikan kebebasan seluas-luasnya bagi setiap etnis mengembangkan kebudayaan, tradisi dan kesenian dengan dibalut nuansa kedaerahan dan persatuan, ini harus dihormati bersama,” jelasnya.
Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah mengatakan bangsa Indonesia adalah bangsa besar yang beragam budayanya, adat istiadat dan suku bangsa, karena itu saudara kita dari Papua juga adalah bagian dari pada bangsa Indonesia.
Tidak hanya Mahasiswa dari Papua, mahasiswa dari mana pun akan berhadapan dengan multietnis yang ada di Indonesia, keberagaman itu ditujukan melalui etnis, agama, budaya, dan adat istiadat yang tersebar di seluruh kepulauan Indonesia.
“Jujur saya merasa senang sekali bisa bertemu adik-adik dari Papua, indahnya kebersamaan bisa menghargai manusia sederajat dan semartabat dengan keunikan dan kekhasan masing-masing,” ucapnya.
Gubernur berharap kampus mahasiswa asal Papua di Sumbar bisa menjadi sarana bagi kita untuk lebih meningkatkan rasa kebhinekaan diantara kita di Sumatera Barat.
“Ibarat kita saat ini sebagai orang tua angkat di rantau sehingga perlu memperhatikan dan mengayomi anak kita disini,” tuturnya.
Mahyeldi mengajak semua pihak dan stakeholder yang terkait bisa memberikan dukungan, jangan sampai mereka merasa terasing bumi Indonesia ini. Sesuai pepatah adat Minangkabau, mahasiswa Papua disini tentu saja tahu ‘di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung’.
“Kita perlu menghargai serta mendukung niat dan usaha keras mereka dalam menuntut ilmu di Sumbar dan rela berpisah dengan orang tua mereka, menyukseskan pendidikan mereka di Sumbar, tentunya menjadi tanggungan bersama,” katanya.
Sementara itu, Kepala Kesbangpol Sumbar Jefrinal Arifin menyampaikan, agar mahasiswa Papua yang menimba ilmu di Sumbar kedepannya dapat menciptakan generasi yang mampu berkontribusi dalam pembangunan nasional di era globalisasi, walaupun semua itu tentu menemui banyak tantangan.
Menurutnya, hubungan antara masyarakat Sumbar dengan orang Papua sudah berjalan baik sejak sekian lama, hal ini dibuktikan dengan munculnya para tokoh-tokoh Papua menjadi pemimpin pernah belajar di Sumbar.
“Kita juga berharap kepada mahasiswa Papua setelah tamat dari Universitas di Sumbar dapat memberikan kontribusi kepada negara ini. Kembali ke daerah asal membangun daerah dengan bidang ilmu yang dimiliki,” harapnya. (nou)