Banyak hal yang membuat sebuah hubungan cinta bertahan dan berlangsung awet bahkan hingga usia lanjut. Namun tak sedikit juga hubungan yang berakhir tragis karena sebuah perselingkuhan. Bahkan lebih tragis lagi ternyata perseligkuhan bisa menyebabkan gangguan jiwa bagi pasangan.
Itulah yang terjadi pada 92 ribu warga Sumatera Barat. Berdasarkan data dari Rumah Sakit Jiwa HB Saanin, Padang sebanyak 92 ribu orang di Sumbar pada tahun 2015 didiagnosa mengalami gangguan jiwa berat akibat perselingkuhan yang dilakukan oleh pasangan mereka.
Data tersebut diungkap dalam laporan Keterangan Pertanggujawaban (LKPJ) Gubernur Sumbar 2015 di DPRD Sumbar yang dihadiri Komisi V dan manajemen RSJ HB Saanin Padang pada hari kamis (14/4) lalu.
Anggota Komisi V, Hidayat mengaku terkejut dengan data tersebut. Yang mengherankan menurutnya adalah justru daerah yang terkenal dengan adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah, penyebab gangguan kejiwaan utama adalah perselingkuhan.
Dugaan Media Sosial dan Telepon Pintar Penyebab Perselingkuhan
Menurut Hidayat ada beberapa dugaan mengenai penyebab tingginya kasus perselingkuhan. Salah satunya adalah maraknya penggunaan telepon pintar dan media sosial. Karena dengan media sosial dan telepon pintar akses informasi menjadi semakin mudah dan minim kontrol.
Dugaan Hidayat tersebut sebenarnya bukan tanpa alasan. Sebuah survey yang dilakukan oleh The Italian Assocation of Matrimonial Lawyers (IAML) mengungkapkan bahwa 40 persen angka perceraian di Italia disebabkan oleh komunikasi yang dilakukan melalui whatsapp.
Menurut penelitian tersebut Whatsapp bahkan digunakan untuk saling berkirim foto-foto seksi dan cenderung cabul yang kemudian memicu prilaku seks bebas. Dan lebih parahnya bahkan banyak pengguna yang selingkuh dengan 3 sampai 4 pasangan sekaligus.
“Media sosial telah memicu pengkhianatan di Italia dengan membuatnya menjadi kegiatan yang lebih mudah untuk dilakukan. Pertama, melalui berkirim pesan SMS, kemudian Facebook, dan sekarang WhatsApp, sebuah paltform yang sedang diganderungi oleh banyak orang,” kata Presiden IAML Gian Ettore Gassani seperti ditulis CNN Indonesia.
Sementara itu dikutip dari itscheating.com, survei tahun 2010 yang dilakukan oleh American Academy of Matrimonial Lawyers mengungkapkan sebanyak 81 Pengacara Perceraian melaporkan adanya peningkatan kasus perceraian yang diakibatkan oleh Media Sosial. Dan dari data tersebut Facebook tercatat sebagai penyebab terbanyak.
Selain itu ada survei lain yang dilakukan oleh situs pencari jodoh Victoria Milan. Dari 6000 responden yang mereka survei mengaku telah pernah berselingkuh. Penyebabnya adalah karena mereka merasa dinomorduakan lantaran pasangan mereka sibuk dengan telepon pintar.
Dan ironisnya mereka yang berselingkuh karena pasangan mereka lebih asyik dengan telepon pintar justru juga menggunakan telepon pintar untuk bertemu dengan orang baru dan menjalin hubungan. Bahkan sebanyak 66 persen responden Victoria Milan mengakui andai saja tak ada teknologi dan internet mereka tidak akan berselingkuh.
Kasus ini menjadi pelajaran berarti bagi kita semua untuk bijak menggunakan teknologi, internet, telepon pintar dan media sosial.