Infosumbar.net – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) menurunkan status Gunung Marapi dari Siaga (level III) menjadi Waspada (level II).
Kepala PVMBG Hendra Gunawan mengatakan, perkembangan aktivitas Marapi sampai 1 Juli 2024, secara umum tinggi kolom abu erupsi memperlihatkan penurunan secara fluktuatif, demikian juga dengan tinggi asap hembusan.
Baik tinggi kolom abu erupsi maupun hembusan asap umumnya kurang dari
500 meter di atas puncak. Lontaran material erupsi jatuh di dalam wilayah radius kurang dari 3 km dari pusat erupsi dan dominan jatuh di sekitar puncak Gunung Marapi.
Dikatakannya, sejak erupsi utama 3 Desember 2023 hingga saat ini gempa erupsi berfluktuasi, menunjukkan penurunan, dan secara harian mulai jarang terjadi. Untuk gempa hembusan, jumlah harian tertinggi terjadi di bulan Maret 2024.
Setelahnya, gempa hembusan berangsur menurun secara fluktuatif. Dalam kurun waktu dua minggu terakhir aktivitas kedua gempa permukaan ini tergolong rendah.
“Gempa-gempa yang berkaitan dengan pasokan dan migrasi magma dari kedalaman seperti gempa Low Frequency, Vulkanik Dangkal, dan Vulkanik Dalam secara umum terlihat menurun setelah Maret 2024. Meskipun pernah terjadi kenaikan tiba-tiba gempa vulkanik dalam 25 kali sehari pada 29 April 2024, namun kemudian gempa ini turun drastis di hari-hari berikutnya,” kata Hendra Gunawan dalam keterangan tertulisnya.
Setidaknya, dalam satu bulan terakhir ketiga gempa tersebut terekam dengan jumlah harian yang rendah.
Gempa Hybrid/Fase Banyak yang berkaitan dengan pembentukan dan pertumbuhan kubah lava cenderung menurun sejak akhir Januari 2024, dan sejak April
2024 gempa ini terekam dengan jumlah harian yang rendah.
Tidak hanya itu, gempa tektonik lokal di sekitar Marapi masih tetap terekam secara fluktuatif. Pada 26 Mei 2024 pernah terekam 40 kali dalam sehari lalu cenderung menurun dan saat ini terekam dengan jumlah harian yang masih di atas normal.
Kemudian, peningkatan gempa
tektonik lokal sampai saat ini tidak memicu naiknya aktivitas gempa vulkanik dalam maupun vulkanik dangkal atau dengan kata lain tidak memicu kenaikan pasokan magma dari kedalaman.
“Penurunan status Gunung Marapi ini terhitung mulai Senin (1/7/2024) pukul 15.00 WIB,” ujarnya.
Meskipun statusnya turun, masyarakat di sekitar Gunung Marapi, pendaki, pengunjung dan wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 3 km dari pusat aktivitas (Kawah Verbeek).
Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah, bantaran, aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Marapi agar tetap mewaspadai potensi dan ancaman bahaya lahar atau banjir lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.