Infosumbar.net – Dua oknum guru cabuli puluhan santri Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Canduang, Kabupaten Agam dipecat.
Pemberhentian dua oknum guru cabul ini disampaikan pihak MTI lewat keterangan tertulisnya.
“Kami telah mengambil tindakan tegas berupa pemberhentian terhadap terduga pelaku demi menjaga integritas proses penyelidikan dan semua tanggung jawab di bawah kendali madrasah,” bunyi pernyataan MTI Canduang dalam keterangan tertulisnya.
Selain itu, untuk merespon kasus dugaan tindak asusila di lingkungan asrama putra ini, pihak Ponpes MTI Canduang menegaskan keberpihakan penuh terhadap para korban, dan mengutuk keras segala bentuk perbuatan asusila di lingkup mana pun.
“Kami telah membentuk tim investigasi internal untuk mengumpulkan informasi dan bukti yang relevan. Tim ini bekerja sama dengan pihak berwenang dan berkomitmen untuk memastikan bahwa semua fakta dapat terungkap secara jelas,” tegas MTI Canduang.
Dalam kasus ini, MTI Canduang mendukung sepenuhnya upaya penegakan hukum agar keadilan dapat ditegakkan. Untuk itu, pihak madrasah telah berkoordinasi dengan kepolisian untuk memastikan proses hukum berjalan dengan tepat dan adil.
“Kami menyediakan bantuan dan pendampingan bagi korban dan keluarga korban,”
Keamanan dan kesejahteraan santri merupakan prioritas utama Yayasan dan Pimpinan PP MTI Canduang. Pihaknya berkomitmen untuk menyediakan lingkungan belajar yang aman dan mendukung bagi seluruh santri.
Sajak Kamis (25/7/2024) tim psikolog dari IPK HIMSI Sumbar dan ikatan Psikologi Klinis sudah bekerja memberikan layanan dan pendampingan psikologis bagi santri dan orang tua yang memerlukan bantuan. Tim konselor profesional ini sudah memberikan dukungan moral dan emosional untuk membantu mereka menghadapi situasi ini.
Kemudian, madrasah berkomitmen untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan dan prosedur keamanan, termasuk pelatihan pencegahan kekerasan seksual bagi seluruh staf dan pendidik.
“Kami bertekad untuk menciptakan sistem yang lebih kuat untuk melindungi seluruh komunitas madrasah,”
Tidak hanya itu, MTI juga memperkuat mekanisme pengawasan dan kontrol internal untuk memastikan bahwa kejadian serupa tidak terjadi di masa depan. Semua anggota staf akan mendapatkan pelatihan tambahan dalam aspek etika profesional dan penanganan kasus-kasus sensitif.
“Kami memahami kekhawatiran yang dirasakan oleh orang tua dan masyarakat atas kejadian ini. Oleh karena itu, Yayasan dan Pimpinan PP MTI Canduang berkomitmen untuk berkomunikasi secara terbuka dan transparan,”
Madrasah akan menyelenggarakan pertemuan terbuka dengan orang tua dan wali santri untuk memberikan informasi terbaru mengenai perkembangan kasus ini, menjawab pertanyaan, dan mendengarkan masukan yang mungkin bermanfaat.
“Kami telah membuka saluran komunikasi khusus untuk menangani pertanyaan dan kekhawatiran dari masyarakat lewat email ke [email protected].
MTI Canduang menegaskan, pihaknya sangat menghargai nilai-nilai moral dan etika yang menjadi fondasi pendidikan. Kasus ini mendorong pihaknya untuk semakin berkomitmen dalam menjaga integritas lembaga pendidikan.
“Kami bertekad untuk memastikan bahwa setiap santri mendapatkan pendidikan yang layak, aman, dan bermartabat,”
Diberitakan sebelumnya, Polresta Bukittinggi berhasil mengungkap dugaan kasus cabul dilakukan 2 oknum guru di salah satu pesantren Agam.
Kapolresta Bukittinggi Kombes Pol Yessy Kurniati mengatakan, terungkapnya kasus ini berawal adanya laporan dari keluarga korban. Setelah dilakukan pendalaman, perbuatan asusila itu dilakukan oleh 2 oknum guru terhadap 40 santri.
“Pelaku RA (29) korbannya 30 orang dan AA (23) korbannya 10 orang,” kata Kombes Pol Yessy Kurniati pada wartawan, Jumat (26/7/2024).
Modus pelaku dalam melancarkan aksi bejatnya dengan minta pijat kepada santri. “Santri yang menolak diancam tidak naik kelas,” ujarnya.
Perbuatan kedua oknum guru itu sudah dilakukan sejak 2022. Perbuatan dilakukan di lingkungan pesantren.