Infosumbar.net – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengajak Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar), akademisi, Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI), serta mahasiswa agar memanfaatkan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) untuk mengukur tingkat keyakinan atau optimisme pelaku usaha terhadap kondisi perekonomian.
Menperin mengungkapkan, pada Agustus 2023, IKI tetap berada pada level ekspansi di angka 53,22. Hal tersebut merupakan gambaran kondisi industri pengolahan dan prospek kondisi bisnis enam bulan ke depan di Indonesia.
“Untuk itu, saya mengajak para akademisi dan mahasiswa untuk menggunakan indikator-indikator pengukuran yang dibuat oleh pemerintah, karena lebih sesuai dengan kondisi di dalam negeri dan lebih akurat karena menggunakan jumlah sampel yang lebih besar dari industri nasional,” kata Menperin, saat menghadiri kuliah umum di Universitas Andalas, Padang, Senin (4/9/2023).
Dalam paparan di kuliah umum yang bertajuk “SDM Industri Berkualitas, IKI Meningkat” tersebut, dijelaskan bahwa IKI memiliki berbagai manfaat dalam pembangunan industri, yakni sebagai indikator penilaian industri yang terpercaya, mendiagnosa lebih awal permasalahan hingga ke subsektor industri, mengantisipasi terjadinya kerugian lebih besar apabila terjadi permasalahan pada industri, hingga dapat menggambarkan iklim usaha industri sehingga prospek bisnis di semester mendatang dapat diketahui. Dalam memperoleh IKI, pelaporan dilakukan setiap bulan oleh perusahaan-perusahaan industri yang mencakup 23 subsektor industri.
Sumber daya manusia (SDM) memiliki peran penting untuk meningkatkan kepercayaan industri. Untuk mendukung penyediaan SDM industri yang kompeten, Kementerian Perindustrian telah menyiapkan infrastruktur dan sarana prasarana guna melaksanakan program pengembangan SDM Industri melalui 11 Politeknik, 2 Akademi Komunitas, 9 SMK Industri, dan 7 Balai Diklat Industri.
“Seluruh satuan pendidikan Kemenperin tersebut ditetapkan dengan spesialisasi industri tertentu sehingga lulusannya memiliki keterampilan spesifik yang mendalam pada bidangnya,” papar Menperin.
Kepercayaan industri yang kuat dapat membantu mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 di mana Indonesia menjadi salah satu dari lima kekuatan ekonomi terbesar di dunia serta menjadi bagian dari high income country.
Beberapa kebijakan pemerintah untuk mewujudkan visi tersebut meliputi hilirisasi industri berbasis sumber daya alam, teknologi dan digitalisasi melalui Making Indonesia 4.0, Pengembangan industri hijau untuk pertumbuhan berkelanjutan, dan tentunya penguatan SDM Industri sebagai pondasi dari berbagai kebijakan tersebut.
Terkait hilirisasi industri berbasis SDA, Kementerian Perindustrian saat ini fokus menjalankan kebijakan hilirisasi industri di tiga sektor, yakni industri berbasis agro, berbasis bahan tambang dan mineral, serta berbasis migas dan batubara.
“Program hilirisasi ini telah terbukti memberikan multiplier effect atau dampak berganda, di antaranya meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri, menarik investasi masuk di tanah air, menghasilkan devisa besar dari ekspor, dan menambah jumlah serapan tenaga kerja,” lanjut Agus. (Peb)