infosumbar.net – Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang menggelar pameran hasil karya tugas mahasiswa yang dikemas dalam IKONIK Exhibition di Pabriek Blok, Padang pada 22-23 Desember 2023.
Pameran IKONIK ini resmi dibuka oleh Kepala Dinas Pariwisata Sumatera Barat (Sumbar), Luhur Budianda yang juga dihadiri oleh perwakilan Pemko Padang, Dinas Kebudayaan Sumbar, CEO Infosumbar, dan pegiat seni, budaya lainnya.
“Hal-hal seperti ini yang harus diberi ruang. UMKM dan objek-objek wisata, desa wisata itu butuh ruang publikasi,” kata Budi saat mengunjungi stand pameran IKONIK, Jumat (22/12/2023).
Ketua Program Studi DKV ISI Padangpanjang, Aryoni Ananta, S.Ds., M.Sn mengatakan, pameran ini digelar dalam mata kuliah DKV Branding yang mana mata kuliah tersebut merupakan mata kuliah core keahlian yang menjadi mata kuliah inti pencapaian sebagai seorang desainner komunikasi visual dibidang branding.
“Nah kali ini kita melakukan kolaborasi dengan Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (Gekrafs) Provinsi Sumbar mencoba untuk menseleksi beberapa UMKM di bidang ekraf, tapi kita spesifikan di bidang local pride bertemakan budaya dan desa wisata karena kita memiliki keyakinan produk-produk UMKM kita sebenarnya memiliki potensi yang luar biasa hanya saja terkendala di sesi promosi,” ungkap Aryoni kepada infosumbar.net.
Oleh karena itu, menurutnya Prodi DKV mencoba hadir memberikan sumbangsih keilmuan kepada pelaku UMKM di bidang ekraf untuk mengahdirkan sistem promosi dan publikasi serta membangun awareness terhadap produk UMKM ke ruang publik.
“Pameran semi bazar ini berlangsung 2 hari, ada talkshow juga yang akan dihadiri oleh CEO Infosumbar yakni Vembi Fernando sebagai narasumber talkshow. Semoga melalui talkshow itu nanti para pelaku ekraf di Sumbar juga menambah kesadaran mereka tidak hanya pada kualitas produk,tapi juga berinvestasi pada proses publikasi dan promosi kare itu salah satu cara pendekatan emosional dari produk kepada calon konsumennya,” ujar Aryoni.
Disebutkannya, ada 20 UMKM di ekraf local pride yang terlibat dalam pameran tersebut. Dimana, para mahasiswa dibagi menjadi 20 kelompok dan tiap kelompok diisi oleh 4 sampai 5 orang dalam menggarap proyek UMKM tersebut.
“Kita membatasi hanya 20 UMKM, karena berangkat dari jumlah mahasiswa yang hanya bisa dibagi ke 20 objek. Karena, di sistem pembelajarannya, kita menerapkan konsep team best project jadi kita mencoba memasukkan atmosfir cara bekerja di industri. Kita bagi dalam tiap kelompok berbagai profesi dan tanggungjawab seperti ada yang berperan seperti creative director, ada yang berperan sebagai team riset adn development, ada yang berperan sebagai visualizer. Harapannya agar mereka nanti di industri tidak kaget dan bisa bekerja secara tim,” jelasnya.
Diketahui, IKONIK sendiri merupakan singakatan dari Identity, Komunikasi, Interact, dan Kalcer. Kata “IKO” dapa IKONIK juga berarti “ini” dalam bahasa minang. IKONIK mengusung tema “Modernisasi Budaya”, dimana menenkankan bahwa sebuah branding yang mengikuti perkembangan zaman tidaklah harus meninggalkan budaya yang ada, justru bisa mengangkat budaya tersebut ke tempat yang seharusnya. (peb)