Oleh: Vivaldi Mazza (NIM: 2111102013)
Infosumbar.net – Dalam proses perkembangan diri siswa dan siswi, kebebasan berpikir dan eksplorasi ide, serta imajinasi sangatlah penting. Pertanyaan dan rasa penasaran Siswa dan siswi harus difasilitasi dan ditanggapi baik guna memuaskan rasa penasaran di dalam otak mereka, dan membuat otak mereka menjadi lebih eksploratif. Namun, kenyataannya di Indonesia para siswa dan siswi dibungkam pertanyaannya oleh sebagian guru.
Misalnya, jika mereka bertanya mengapa mereka harus belajar sains, maka Sebagian besar guru akan menjawab “agar kita tahu tentang sains”, atau bahkan “pelajari saja biar nilai kamu bagus!”. Mungkin pertanyaan mereka yang simpel tersebut terdengar sangat sederhana dan tidak bernilai. Padahal banyak pertanyaan para murid yang terdengar simpel tersebut sebenarnya sangat filosofis, karena makna pertanyaan itu sangat dalam bagi mereka karena itu berlandaskan atas rasa penasaran mereka.
Selama apa yang mereka tanyakan tidak berkaitan dengan materi, maka pertanyaan atas rasa penasaran mereka tidak akan ditanggapi dengan baik oleh sebagian guru. Tentunya, hal ini bisa menghambat perkembangan individual siswa.
Mengapa ini menjadi masalah ?
Jika adanya praktik pembatasan pertanyaan atau gagasan yang keluar dari otak siswa, maka secara otomatis itu bisa membuat mereka malas berpikir karena mereka menganggap bahwa apa gunanya mereka berpikir kritis, kan kalau mereka mengajukan pertanyaan kritis, tetap saja tidak akan ditanggapi oleh guru / mentor mereka.
Imajinasi, kreativitas, dan eksplorasi siswa juga lagi-lagi dibatasi oleh pelajaran yang ditetapkan oleh kurikulum. Sistem Pendidikan di Indonesia terlalu terpaku terhadap tujuan pragmatis, yang tentunya mengekang eksplorasi Sebagian siswa yang mereka memiliki bakat diluar bidang yang ditentukan kurikulum. Siswa juga sering kali mendapat tuntutan kompetisi sesama mereka melalui sistem ranking, dan karena itulah mereka hanya tertekan pada suatu hal yang sebenarnya hal itu juga tidak akan berpengaruh banyak terhadap bakat dasar mereka.
Mereka seakan-akan dipaksa mendapatkan nilai bagus, hanya untuk masuk universitas ternama, lalui kemudian Ketika mereka berhasil masuk universitas, mereka hanya termotivasi untuk mendapatkan nilai bagus agar bisa mendapatkan pekerjaan yang layak. Dengan kata lain, dibalik sistem Pendidikan yang ada di negara kita ini mendesain para siswa untuk menjadi budak korporat.
Untuk menyelesaikan masalah ini, sangat diperlukan sebuah perubahan dalam pendekatan pendidikan. Guru dan sekolah harus memberikan ruang bagi siswa untuk meluapkan dan mengekspresikan gagasan yang ada didalam otak mereka. Guru diharapkan menjadi fasilitator dan mentor bagi siswa untuk mengembangkan kreativitas dan kecerdasan pemikiran mereka, sehingga mereka menjadi generasi dengan ide serta gagasan yang mampu Bersaing di dunia internasional, dan mengharumkan nama ibu pertiwi.
Penting juga untuk mendorong partisipasi siswa dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler yang berfokus pada kreativitas dan eksplorasi diri. Kelompok diskusi, klub sastra, atau proyek-proyek kolaboratif dapat menjadi wadah bagi siswa untuk mengungkapkan gagasan dan minat mereka, di luar batasan kurikulum yang ada. Untuk yang satu ini, mungkin sudah bisa kita lihat di sekolah-sekolah, dan berjalan lancar, namun kita hanya perlu merubah prespektif guru bahwa kegiatan ekstrakurikuler tidak akan menghancurkan masa depan siswa, karena pada dasarnya bakat para siswa harus diasah agar Indonesia memiliki generasi muda yang berkualitas dalam bidang mereka minati.
Sangat dibutuhkan kesardaran dari orang tua dan guru tentnag pentingnya memberi dukungan dan dorongan terhadap anak-anak atau siswa dan siswi di sekolah, untuk menggali potensi mereka lebih dalam lagi dengan mengetahui bakat atau ketertarikan apa yang dimiliki mereka sejak dini.
Sebenarnya, sekolah memiliki potensi besar untuk menjadi tempat yang memupuk imajinasi dan eksplorasi siswa. tetapi seringkali kehilangan fokus pada bakat alami para murid nya. Sekolah terlalu fokus pada tes dan penilaian tertulis. Hal ini tentunya memiliki dampak jangka Panjang terhadap perkembangan diri siswa dan siswi. Untuk melindungi imajinasi dan eksplorasi siswa, perubahan yang fundamental dalam pendekatan Pendidikan sangatlah diperlukan. Sekolah harus memberikan ruang untuk kreativitas, rasa penasaran, dan eksplorasi tanpa hambatan, sehingga siswa dapat tumbuh menjadi individu yang berpikiran bebas dan inovatif, sehingga bisa membawa Indonesia pada kemajuan di masa depan.