Oleh : Oriza sativa (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
infosumbar.net – Setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda dalam berbahasa asing. Ada sebagian anak yang sudah dibiasakan dalam menggunakan bahasa asing oleh orang tuanya, baik itu Bahasa Inggris, Arab, ataupun bahasa asing lainnya. Dan setiap bahasa asing itu memiliki fungsi dan waktu penggunaannya tersendiri sesuai kondisi dan lingkungan tempat tinggal masing-masing. Seperti Bahasa Arab, bahasa arab (Al-lughoh Al-‘arabiyah) adalah bahasa yang termasuk dalam rumpun bahasa Semit dan berkerabat dengan bahasa Ibrani dan bahasa-bahasa Neo-Arami. Bahasa arab adalah bahasa yang terdiri dari huruf hijaiyah yang biasanya dipergunakan oleh orang-orang arab dan sekitarnya dalam berkomunikasi dan berinteraksi sosial baik secara lisan maupun secara tulisan (Ahmad Fatah, Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 2016).
Bahasa arab juga merupakan bahasa yang menjadi ciri khas dalam pendidikan di madrasah, baik itu Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, maupun Madrasah Aliyah. Bahasa arab diharapkan tidak hanya sebatas penyangga kurikulum semata atau hanya sebagai pelengkap nilai, tetapi bahasa arab diharapkan bisa menjadi imbauan untuk berpikir produktif, keterbukaan terhadap perkembangan zaman, ilmu pengetahuan serta terbukanya pandangan atau cakrawala terhadap penggunaan bahasa asing dalam kehidupan sehari-hari. Kebanyakan sekarang, pembelajaran bahasa arab masih monoton sehingga para siswa mudah diserang rasa bosan, rasa kantuk, yang pada akhirnya pembelajaran yang diajarkan oleh para pengajar tidak dapat dipahami dengan baik dan juga pada akhirnya menimbulkan rasa malas serta tidak memiliki semangat untuk belajar bahasa arab. Oleh karena itu, diperlukan adanya inovasi atau pembaruan dalam metode pembelajaran bahasa arab untuk mengatasi rasa bosan, malas, kantuk, dan lain sebagainya yang dapat mengganggu konsentrasi belajar para siswa.
Kebanyakan metode pembelajaran Bahasa Arab yang digunakan di sekolah masih menggunakan cara-cara yang bisa dibilang masih tradisional atau belum terbarui. Diantaranya seperti guru bertanya, lalu siswa menjawab, guru memberi soal, siswa mencari jawaban, guru menerangkan sedangkan siswa hanya mendengarkan, yang mengakibatkan siswa menjadi pribadi yang pasif.
Ada beberapa inovasi metode yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran bahasa arab di Indonesia. Diantaranya yaitu dalam pembelajaran pemahaman mufradat atau kosa kata terutama di tingkat madrasah Ibtidaiyah dan madrasah Tsanawiyah, jika sebelumnya dalam hal pembelajaran kosa kata hanya dengan membaca masing-masing dari kosa katanya lalu dihafalkan, baru kemudian menyetorkan kepada guru atau kepada teman yang sudah diberi amanah oleh guru untuk menerima setoran kosa kata, dengan cara seperti ini kemungkinan para siswa yang tidak mempunyai daya ingat tinggi maka akan cepat lupa.
Dalam pembaharuannya, siswa bisa menggunakan metode penghafalan kosa kata melalui nyanyian, atau melalui musik. Yaitu dengan cara siswa mencari irama lagu atau pun musik yang diperkirakan akan sesuai dengan banyaknya dan beragamnya kosa kata yang akan dicocokkan dengan lagu ataupun musik yang telah mereka pilih. Kenapa harus dengan musik atau kenapa harus dengan lagu? Karena kebanyakan siswa zaman sekarang, mereka aktif dalam bersosial media, aktif dalam mengikuti tren-tren perkembangan zaman, dan kebanyakan dari mereka banyak yang lebih mudah menghafal sebuah lagu daripada menghafal pelajaran, jadi dengan metode penghafalan kosa kata menggunakan irama lagu yang diinginkan para siswa, diharapkan kosa kata tersebut akan lebih cepat ditangkap oleh otak, dan persentase untuk lupa itu sangat kecil, karena jika mereka hafal lagunya, maka mereka akan ingat apa kosa kata dan terjemahannya atau arti dari kosa kata itu sendiri.
Metode lainnya adalah dengan menggunakan Metode Hiwar atau Metode Percakapan dengan menggunakan bahasa arab (Al-lughotul Al-‘arabiyah). Kenapa metode hiwar bisa dianggap sebagai inovasi metode? Karena sebelum mereka melakukan hiwar atau percakapan ini, tentu mereka mencari tahu terlebih dahulu arti dari masing-masing katanya, dan tentu mereka juga memahami terlebih dahulu hiwar ini membahas tentang apa, biasanya hiwar seperti ini terjadi dimana, dan hal-hal lainnya. Sehingga, mereka mengingat kosa kata yang telah mereka cari tahu tersebut dengan hiwar yang telah disediakan oleh pengajar, dan dengan banyaknya kosa kata yag telah mereka dapatkan dari hiwar tersebut, mereka juga bisa membawakan atau mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Jika sudah dibawakan ke dalam kehidupan sehari-hari, itu akan membuat kosa kata tersebut akan terus diingat dan jarang untuk dilupakan, dan dengan adanya hiwar tersebut, siswa juga terbiasa untuk bercakap-cakap dengan menggunakan bahasa arab. Hiwar itu sendiri merupakan salah satu bentuk pembiasaan penggunaan bahasa arab, yang mana termasuk ke dalam salah satu maharat atau keterampilan dalam berbahasa arab, yang disebut dengan maharatul kalam atau keterampilan berbicara.
Metode selanjutnya adalah dengan permainan. Dengan metode permainan, mereka bisa mempelajari bahasa arab dengan cara yang asik dan menyenangkan. Namun, ada yang hal yang harus diperhatikan, yaitu dengan metode permainan ini bukan hanya untuk bermain semata, tetapi juga harus mengandung pembelajaran yang mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran maupun penguasaan terhadap bahasa arab. Permainan merupakan salah satu metode yang cocok bagi siswa, baik itu Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, ataupun Madrasah Aliyah. Karena, sudah sebesar apapun umur mereka, sedewasa apapun mereka, tapi jika dihadapkan dengan permainan, mereka pasti akan senang.
Ada beberapa permainan yang dapat digunakan sebagai metode pembelajaran bahasa arab, diantaranya sebagai berikut :
1. Tebak kata
Jadi di dalam permainan ini, pengajar sudah menyediakan bermacam-macam kosa kata dalam bahasa arab beserta terjemahannya, baik itu berupa kosa kata yang berhubungan dengan apa yang ada di dalam rumah, di lingkungan sekolah, dan lain sebagainya. Lalu siswa dibentuk per kelompok, dengan masing-masing kelompok kurang lebih terdiri dari 6 atau 7 orang. Dan kelompok yang akan menebak nantinya akan berbaris berbanjar ke belakang, lalu menebak secara bergantian terjemahan ataupun bahasa arab dari kosa kata yang telah disediakan oleh pengajar.
2. Tes kosentrasi
Permainan ini hampir sama dengan tes kosentrasi pada umumnya, tetapi bedanya kali ini dengan menggunakan bahasa arab. Mungkin agak berbeda dengan permainan tebak kata yang dibagi per kelompok atau firqoh. Maka dalam permainan tes kosentrasi ini dimainkan langsung dengan teman sekelas. Diawali oleh satu orang, yang menyebutkan nama-nama benda yang ada di sekelilingnya menggunakan bahasa arab, dengan menggunakan intonasi atau nyanyian, setelah itu menunjuk temannya yang akan melanjutkan kosa kata tersebut, begitu seterusnya, sampai ada siswa yang tidak tau atau salah, maka akan diberikan hukuman, yaitu dengan menghafalkan kosa kata yang telah disebutkan oleh teman-temannya.
Berbeda dengan metode pembelajaran di Indonesia, metode pembelajaran bahasa arab di Timur Tengah umumnya menggunakan metode Mustaqilli, yaitu metode belajar cepat bahasa arab yang dilakukan dengan membaca kitab, kemudian menulis, lalu menerjemahkan hal yang telah mereka pelajari ke dalam bahasa yang sering mereka pakai dalam kehidupan sehari-hari atau disebut juga dengan Bahasa Arab Ammiyah. Jadi, pembelajaran bahasa arab di Timur Tengah lebih mengacu kepada praktek, berbeda dengan Indonesia yang sebagian besar teori, di Timur Tengah setelah mereka membaca kitab, mereka menulis apa yang telah mereka baca, lalu menerjemahkannya ke dalam bahasa mereka, lalu mereka akan langsung mempraktekkannya. Pembelajaran bahasa arab di Timur Tengah juga menggunakan bahasa arab gundul atau tidak menggunakan harakat.
Belajar dan mengajar bahasa arab memang bukanlah suatu yang mudah, selain dikarenakan bahasa arab merupakan bahasa asing, bahasa arab juga dianggap sulit karena bahasa arab tidak umum untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibandingkan bahasa asing lainnya. Selain itu, tantangan dalam mengajar bahasa arab adalah kurangnya semangat atau bahkan tidak adanya semangat siswa dalam belajar bahasa arab, dan kadang yang menyebabkan ketidaksukaan siswa terhadap bahasa arab adalah metode yang digunakan oleh pengajar yang tergolong monoton. Tetapi, hal tersebut bisa diatasi dengan hal-hal yang telah dijelaskan diatas, seperti penghafalan kosa kata dengan menggunakan nyanyian, karena kebanyakan siswa zaman sekarang menyukai musik, diharapkan menghafal kosa kata melalui nyanyian atau lagu merupakan salah satu cara efektif untuk menghafal kosa kata, metode lainnya yaitu dengan hiwar atau percakapan yang juga melatih maharatul kalam, serta yang terakhir yaitu dengan permainan, diantara permainan nya adalah tebak kata bahasa arab dan tes konsentrasi, dengan permainan kita bisa belajar bahasa arab dengan asik dan menyenangkan. (*)