Infosumbar.net – Keberlangsungan tradisi Hari Raya Idul Fitri di Indonesia selalu ditunggu-tunggu dengan penuh harap dan doa.
Namun, di tengah perdebatan dan spekulasi tentang tanggal pasti pelaksanaannya, warga Indonesia kini merasa bingung dan bertanya-tanya.
Beberapa sumber mengatakan bahwa Idul Fitri akan jatuh pada tanggal 21 April, sementara yang lainnya menunjukkan tanggal 22 April.
Banyak yang penasaran, bagaimana pandangan pemerintah mengenai hal ini? Bagaimana pula dengan pandangan dari organisasi Islam besar seperti NU dan Muhammadiyah?
Melalui saluran resmi, pemerintah Indonesia menyatakan bahwa tanggal pasti pelaksanaan Idul Fitri akan ditentukan setelah sidang isbat.
Sidang isbat sendiri adalah forum yang diadakan oleh pihak Kementerian Agama bersama Badan Hisab Rukyat dengan tujuan untuk menentukan secara resmi tanggal pelaksanaan Idul Fitri.
Sementara itu, para ulama dari NU dan Muhammadiyah juga telah memberikan pandangan mereka mengenai tanggal pasti pelaksanaan Idul Fitri. NU dan Muhammadiyah sepakat bahwa penentuan tanggal pelaksanaan Idul Fitri harus dilakukan berdasarkan hasil hisab dan rukyat yang sah dan benar.
Mereka juga menyerukan kepada seluruh umat Islam untuk menghormati perbedaan pandangan dan tetap menjaga tali silaturahmi serta rasa persaudaraan dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri.
Jadi, meskipun masih ada perdebatan tentang tanggal pasti pelaksanaan Idul Fitri, baik pemerintah maupun organisasi Islam besar seperti NU dan Muhammadiyah, tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip kebenaran dan persatuan dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri.
Berikut penjelasan detilnya dilansir dari CNBC:
Menurut Pemerintah dan NU
Pemerintah melalui Kemenag baru akan menggelar sidang isbat Kamis (20/4/2023) atau bertepatan dengan 29 Ramadhan 1444 H.
Keputusan sidang isbat tersebut nantinya akan diambil dari informasi awal berdasarkan hasil hisab atau perhitungan secara astronomis.
Hasil hisab tersebut kemudian akan dikonfirmasi lagi lewat hasil lapangan melalui mekanisme pemantauan (rukyatul) hilal. Dalam penentuan 1 Ramadhan dan 1 Syawal 2023, pemerintah dan NU menggunakan kriteria yang mengacu pada kesepakatan Menteri Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) 2021.
MABIMS adalah kumpulan Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura guna mengusahakan unifikasi kalender Hijriah. Di Indonesia, kriteria tersebut diterapkan pada tahun 2022 lalu.
Melansir NU Online, ketinggian hilal pada tanggal 29 Ramadhan 1444 H meskipun sudah di atas ufuk saat matahari terbenam tetapi masih di bawah kriteria minimum imkanur rukyah (visibilitas). Atau kemungkinan hilal dapat terlihat yaitu 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.
Sementara itu dalam SKB 3 Menteri terbaru, Hari Raya Idul Fitri 1444 H jatuh pada 22 dan 23 April 2023. Dalam SKB tersebut juga telah ditetapkan cuti bersama Lebaran 2023 mulai 19 April.
Menurut Muhammadiyah
Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sudah mengumumkan kapan Hari Raya Idul Fitri 2023/1 Syawal 1444 H melalui hasil hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah 1444 H pada Februari lalu. Hasilnya, Muhammadiyah menetapkan Lebaran Idul Fitri atau 1 Syawal 1444 H jatuh pada 21 April 2023.
Adapun penentuan tersebut didasarkan pada posisi geometris benda-benda langit seperti Matahari, Bumi, dan Bulan. Apabila mengikuti tanggal versi Muhammadiyah, maka Lebaran 2023 akan jatuh tiga hari lagi.
Perbedaan Lumrah
Pelaksanaan Idul Fitri di Indonesia tidak jarang berbeda antara pemerintah, NU dan Muhammadiyah. Namun, perbedaan menjadi hal yang lumrah karena adanya perbedaan dalam memahami nash (dalil) dan metode pengambilan hukumnya (istinbath).