Infosumbar.net- Sejak abad ke-16, agama Islam telah dianut oleh seluruh masyarakat Minangkabau yang berada di Sumatera Barat maupun di luar. Jika ada masyarakatnya keluar dari agama islam atau murtad, secara langsung yang bersangkutan juga dianggap keluar dari masyarakat Minangkabau.
Islam di Sumatera Barat adalah Islam Sunni. Sumatera Barat secara historis memerankan peran penting dalam komunitas Muslim di Indonesia. Islam menyebar di tanah Minangkabau secara periodik dan perlahan dengan jalan damai. Inilah yang membuat Islam mudah diterima di Tanah Datar dan menjadikan ajaran Buddha menjadi hampir tak berbekas di Minangkabau. Oleh karena itu Minangkabau banyak melahirkan ulama besar di Indonesia.
Berikut ini 8 Tokoh Ulama Sumatera Barat Yang Berperan Penting Dalam Mnedirikan Indonesia:
1. Ibarahim Datuk Tan Malaka
seorang pejuang kemerdekaan Indonesia pria kelahiran 2 Juni 1897. Namanya sangat melegenda, bahkan ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Sukarno berdasarkan Keputusan Presiden RI No.53 yang ditandatangani pada 28 Maret 1963.
2. Mohammad Hatta
Dr.(HC) Drs. H. Mohammad Hatta Atau yang lebih dikenal dengan Bung Hatta adalah wakil presiden pertama Indonesia, selain itu beliau juga adalah seorang pejuang, negarawan, dan juga ekonom. Lelaki kelahiran Fort de Kock, Hindia Belanda (Sekarang Bukittinggi, Sumatera Barat, Indonesia) 12 Agustus 1902 yang bernama lahir Mohammad Attar merupakan anak kedua dari pasangan Muhammad Djamil dan Siti Saleha. Selain menjabat sebagai wakil presiden bung hatta juga pernah menjabat menjadi perdana menteri dalam Kabinet Hatta I-II dan RIS.
3. Sutan Sjahrir
adalah seorang intelektual, perintis, dan revolusioner kemerdekaan Indonesia. Setelah Indonesia merdeka, ia menjadi politikus dan perdana menteri pertama Indoensia Ia menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia dari 14 November 1945 hingga 20 Juni 1947.
4. Assat
Assaat adalah politisi dan pejuang kemerdekaan Indonesia yang memiliki gelar Datuk Mudo. Assaat lahir di Agam, Sumatra Barat, 18 September 1904. Sedari muda, Assaat sudah memiliki ketertarikan dalam bidang politik. Ia bergabung dalam organisasi pemuda bernama Jong Sumatranen Bond. Sejak saat itu, kiprah politiknya pun semakin meningkat. Bahkan, Assat dipercaya untuk menjabat sebagai pemangku sementara jabatan Presiden Republik Indonesia. Masa tugasnya sebagai pemangku sementara jabatan Presiden Republik Indonesia adalah sejak 27 Desember 1949 hingga 15 Agustus 1950.
5. Tuanku Imam Bonjol
Tuanku Imam Bonjol lahir di i Bonjol, Pasaman, Sumatera Barat, Indonesia 1 Januari 1772 dan wafat dalam pengasingan dan dimakamkan di Lotta, Pineleng, Minahasa, 6 November 1864. Ia merupakan seorang ulama yang berjuang melawan Belanda dalam peperangan yang dikenal dengan nama Perang Padri tahun 1803-1838.
6. Mohammd Natsir
Mohammad Natsir (17 Juli 1908 – 6 Februari 1993) adalah seorang ulama, politikus, dan pejuang kemerdekaan. Ia merupakan Indonesia. pendiri sekaligus pemimpin partai politik Masyumi dan tokoh Islam terkemuka Indonesia. Di dalam negeri, ia pernah menjabat menteri dan Perdana Menteri Indonesia, sedangkan di dunia internasional, ia pernah menjabat sebagai presiden Liga Muslim Dunia (World Muslim League) dan ketua Dewan Masjid se-Dunia.
7. Hamka
Prof.Dr.H. Abdul Malik Karim Amrullah Datuk Indomo, populer dengan nama penanya Hamka (17 Februari 1908 – 24 Juli 1981) adalah seorang ulama, filsuf, dan sastrawan Indonesia. Ia berkarier sebagai wartawan, penulis, dan pengajar. Ia sempat berkecimpung di politik melalui Masyumi sampai partai tersebut dibubarkan, menjabatKetua Mjelis Ulama Indonesia (MUI) pertama, dan aktif dalam Muhammadiyah hingga akhir hayatnya. Universitas Al-Azhar dan Universitas Nasional Malaysia menganugerahkannya gelar doktor kehormatan, sementara Universitas Moestopo mengukuhkan Hamka sebagai guru besar. Namanya disematkan untuk Universitas Hamka milik Muhammadiyah dan masuk dalam daftar Pahlawan Nasional Indonesia.
8. Haji Agus Salim
Haji Agus Salim (8 Oktober 1884- 4 November 1954 ) ialah salah satu pejuang kemerdekaan Indonesia serta Menteri Luar Negeri dalam Kabinet Amir Syarifuddin 1pada 1947 dan Kabinet Mohammad Hatta antara tahun-tahun 1948 hingga 1949. Beliau juga pernah menjadi anggota Volksraad antara tahun 1921 hingga tahun 1924. Beliau tercatat dalam daftar Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 27 Disember 1961 melalui Keputusan Indonesia nomor 657 tahun 1961.