Infosumbar.net – Sudah dua bulan lebih, Rinuk di Danau Singkarak mulai langka untuk didapatkan nelayan. Musim kemarau panjang, menjadi penyebab rinuk ini sulit untuk ditangkap.
Hal ini disampaikan oleh Wirmawati (68) warga Nagari Saniang Baka Kecamatan X Koto Singkarak Kabupaten Solok Sumatera Barat, yang berprofesi sebagai nelayan di Danau Singkarak. Jika hari biasanya ia rata-rata bisa mendapatkan dua hingga lima kilogram perhari.
“Saat musim kemarau seperti ini, sangat sulit untuk menangkap Rinuk. Biasanya saya menangkap Rinuk menggunakan tangguk rinuk. Rinuk itu banyak ketika musim hujan dimana air danau menjadi keruh,”katanya saat diwawancari Infosumbar Selasa (17/05/2022).
Selain langka, harga Rinuk saat ini juga melambung tinggi hingga Rp 120 ribu per kilogram. Biasanya, ketika rinuk sedang banyak bisa dijual Rp 50 ribu per kilogram. Saat mulai langka seperti ini, Rinuk naik menjadi Rp 100 ribu hingga Rp 120 ribu.
“Sudah hampir satu bulan saya benar-benar tidak lagi menangkap rinuk. Terakhir itu ketika bulan puasa, ketika hujan lebat turun baru saya bisa dapat rinuk. Tapi setelah itu hilang lagi. Sesekali saya ke Danau Singkarak kadang dapat satu cangkir gelas yang saya jadikan sebagai lauk di rumah. Walaupun harganya tinggi, Rinuk yang aka dijual itu tidak ada,” ujarnya.
Wanita yang sudah berprofesi sebagai nelayan semenjak tahun 1969 ini, saat ini untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Wirmawati beralih profesi sebagai penjual lontong sayur pada pagi hari, dan menjual aneka gorengan pada siang harinya.
“Makan sehari hari saja sekarang susah, kadang saya terpaksa berhutang. Untuk memenuhi kehidupan sehari-hari, sekarang pagi harinya saya jualan lontong sayur. Kadang lontongnya hanya saya buat satu liter kecil beras, dan tidak habis. Siang harinya saya jual aneka gorengan kadang habis kadang tidak. Perharinya saya kadang dapat Rp 60 ribu, itupun belum dikurang modal. Apalagi bahan pokok seperti minyak sekarang ikut naik,” tuturnya (ism01)