Padang, (infosumbar) – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatera Barat (Sumbar) nilai penanganan pasca gempa bumi magnitudo 6.2 Pasaman Barat, yang dilakukan BPBD masih konservatif.
Ketua DPRD Sumbar, Supardi, Rabu (02/03/2022) mengatakan penanganan gempa atau bencana alam yang dilakukan hari ini masih menggunakan pola-pola lama atau masih konservatif, dan manual.
“Sampai hari ini pemerintah tidak punya data pasti untuk dipertanggungjawabkan, berapa kerugian, berapa wilayah yang rusak , berapa korban disebabkan oleh gempa, kelemahannya adalah kurang memadainya sistem, atau mapping terhadap apa yang terjadi beberapa hari ini,” ujarnya.
Menurut Supardi, BNPB dan BPBD Sumbar dalam hal ini harus piawai, mengerti, dan paham terkait tupoksinya.
“Jangan di otak BPBD itu hanya ketika ada musibah, mengeluarkan stok yang ada di gudang, logistik di antar ke lokasi, tidak hanya itu tugas BPBD, itu hanya sebagian kecil dari tupoksinya, mereka harus paham tugas serta fungsinya,” tegasnya.
Supardi menjelaskan, Sumatera Barat ini adalah daerah rawan bencana, rawan gempa, di lautan ada potensi tsunami di perbukitan ada segmen sumatera, tidak hanya di Pasaman.
“Harus diketahui bahwasanya gempa yang terjadi di Pasaman itu adalah patahan Simangko, artinya tidak hanya di Pasaman,” jelasnya.
“Sewaktu-waktu itu akan menjadi bumerang, nah BPBD apakah akan melakukan penanganan seperti ini terus, berapa energi yang akan habis kalau pola manual seperti ini tetap dilakukan,” lanjutnya.
Ia melanjutkan, hingga hari ini pihak terkait tidak punya alat ukur/ mapping yang jelas, di mana potensi-potensi gempa, karena penanganan masih dilakukan secara manual.
“BPBD harus punya paradigma baru dalam rangka penanganan gempa dan bencana ini, kalau tidak, semua yang di BPBD itu berhenti saja, tidak ada gunanya itu, menghabiskan duit negara, BPBD itu tugasnya bukan memberikan sumbangan dan bantuan, menyetok bantuan di gudang saja, kalau terjadi apa-apa nanti tinggal mengeluarkan, bukan itu saja tugasnya, betapa rugi negara kalau hanya itu yang mereka lakukan,” ujarnya.
Sementara itu, Supardi sangat memuji antusiasme masyarakat yang masih peduli dalam memberi bantuan kepada para korban benca gempabumi di Pasaman, tidak hanya pemerintah tapi masyarakat pun sudah terjun.
“Saya lihat di jalan-jalan masyarakat berbondong-bondong tanpa dikomandoi meminta sumbangan, itu artinya kepedulian masyarakat terhadap musibah yang menimpa saudaranya masih sangat tinggi,” ucapnya.
Tapi tentu dari segi pemerintah tidak hanya seperti itu saja, masyarakat atas kewenangan dan kemampuan yang ada sudah dilakukan dengan maksimal.
“Pemerintah tentu tidak bisa hanya sebatas itu, ke depan tentu harus diperbaiki,” harapnya.
Dinilai masih konservatif dalam menjalankan tupoksi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat (Sumbar) tetap fokus pada upaya penanganan pasca gempabumi magnitudo 6,1 Pasaman Barat.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Sumbar, Rabu mengatakan, saat ini pihaknya fokus pada upaya penanganan.
“Saya tidak mau merespon, saat ini kami sedang fokus penanganan,” ujarnya saat dimintai tanggapan perihal DPRD yang menilai BPBD masih konservatif dalam menjalankan tufoksinya. (Nou)