Padang, (infosumbar) – Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi meminta penyuluh pertanian daerah mengoptimalkan peran dalam melakukan pendampingan kepada petani guna meningkatkan produktivitas dan nilai tambah komoditas pertanian.
“Bicara soal pembangunan pertanian kuncinya adalah penyuluh, perlu ada program yang jelas, peningkatan SDM hingga memaksimalkan koordinasi dan waktu kunjungan lapangan terencana serta terjadwal dengan baik,” katanya.
Mahyeldi menyampaikan hal itu saat tampil sebagai pembicara utama pada Rapat Koordinasi Penyusunan Program Penyuluhan Pertanian 2022 dihadiri kepala dinas pertanian se Sumatera Barat, penyuluh pertanian yang digelar Dinas Perkebunan Tanaman Pangan Hortikultura Sumbar di Padang, Kamis (02/09).
“Penyuluh pertanian harus tahu apa permasalahan yang dijumpai petani di lapangan serta mampu memetakan dengan baik untuk dicarikan solusinya,” ungkapnya.
“Diantara persoalan yang dihadapi petani di Sumbar saat ini adalah terkait dengan pengairan atau irigasi hingga soal benih,” lanjutnya.
Ia menjelaskan ada petani yang sudah menggunakan benih yang sama berulang-ulang sehingga akhirnya hasil panen tidak memadai.
“Benih tidak bisa dipakai berulang, paling banyak hanya lima kali dan daya tahan turun sehingga mudah terserang hama, itu sebabnya penyuluh berperan dalam membimbing petani menggunakan benih baru yang bersertifikat dan berkualitas,” jelasnya.
Ia melanjutkan saat ini petugas pertanian terbatas termasuk penyuluh pertanian yang berstatus ASN dan penyuluh swadaya.
“Kita perlu menyatukan semua potensi yang ada untuk bersama-sama memajukan pembangunan pertanian di Sumbar, Jika peran penyuluh pertanian di lapangan maksimal maka potensi pertanian yang selama ini belum tergarap akan dapat ditingkatkan ,” tegasnya.
Mahyeldi menekankan agar Dinas Pertanian mulai dari provinsi, kabupaten dan kota bersama-sama mengevaluasi dan mengidentifikasi persoalan-persoalan pertanian yang dijumpai di lapangan.
“Termasuk ada bantuan alsintan yang diberikan pemerintah pusat namun tidak digunakan karena tidak ada anggaran pemeliharaan dari kabupaten kota sehingga akhirnya jadi besi tua,” ucapnya.
Senada dengan itu Kepala Dinas Perkebunan Tanaman Pangan Hortikultura Sumbar, Syafrizal menyampaikan rapat koordinasi penyusunan program penyuluhan pertanian digelar dalam rangka memperkuat sinergi dan koordinasi pemangku kepentingan pertanian.
“Semoga melalui pertemuan ini muncul sinergi yang kuat sehingga produksi pertanian Sumatera Barat meningkat pada 2022,” katanya.(nou/agp)