PT Tempo Inti Media Tbk. dan Frontier Group kembali menggelar ajang penghargaan Indonesia Attractiveness Award 2019 di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, pada Selasa (23/7). Pada tahun ini atau yang kelima sejak ajang digelar 2015, terdapat 56 kabupaten, kota, dan provinsi yang masuk nominasi setelah para juri melakukan tahap penyaringan dan pengolahan data, melakukan survei serta verifikasi data hingga tahap terakhir yang dilakukan pada tanggal 24 sampai 28 Juni 2019 lalu.
Penghargaan ini diberikan oleh Tempo Media Group bekerjasama dengan Frontier Consulting Group melakukan riset Indonesia Attractiveness Index. Riset ini melibatkan investor dan publik untuk memperoleh data mengenai daya tarik di sektor Investasi, Infrastruktur, Layanan Publik dan Pariwisata untuk tingkat Kabupaten, Kota dan Provinsi di seluruh Indonesia.
Pada penyelenggaran kali ini, Provinsi Sumatera Barat dan Kota Payakumbuh meraih penghargaan sebagai provinsi dan kota dengan pelayanan publik terbaik dengan status platinum. Dengan itu, untuk Provinsi Sumatera Barat, ini merupakan ketiga kali dalam tiga tahun penyelenggaraan Indonesia Attractiveness Award, Provinsi Sumatera Barat meraih tiga platinum untuk sektor berbeda.
Tahun lalu, Sumatera Barat meraih prediket platinum sebagai Provinsi Terbaik untuk Investasi dan Provinsi Potensial untuk Pariwisata. Tidak hanya itu, Kota Padang tahun lalu juga meraih gelar sebagai kota terbaik untuk investasi dengan status Gold dan kota potensial untuk pariwisata dengan status platinum.
Direktur Utama Tempo Inti Media Toriq Hadad mengatakan penyelenggaraan Indonesia’s Attractiveness Award 2019 sudah dimulai sejak tahun 2015. “Sudah lima tahun kegiatan ini dilaksanakan secara konsisten. Alhamdulillah, setiap kali penghargaan ini dilaksanakan selalu mendaparkan sambutan yang sangat baik. Kami juga berharap penghargaan ini bisa memberi dorongan semangat kepada kepala daerah untuk melakukan pembangunan,” ujar Toriq Hadad.
Sementara itu, CEO Frontier Group, Handi Irawan, mengungkapkan, proses penghargaan telah melewati proses seleksi yang ketat. Dewan Juri terlebih dahulu membagi kriteria masing-masing daerah berdasarkan berapa indikator.
“Ada berapa indikator yang kita nilai dari masing-masing daerah, dan untuk menghasilkan pemeringkatan dalam IAA, juri menilai menggunakan metodologi yang bersifat kuantitatif. Data-data sekunder dan primer disisir termasuk melakukan mystery calling, analisis digital dan media sosial. Ini dilakukan kepada 508 kabupaten/kota dan 34 provinsi,” pungkasnya.