Banjir yang melanda kota Padang pada Kamis malam lalu, masih menyisakan permasalahan bagi penghuni Panti Asuhan Wira Lisna, yang berlokasi di Jalan Sutan Syahrir No. 251 C Kelurahn Mata Air Kecamatan Padang Selatan. Pasalnya, akibat banjir tersebut sebanyak lima puluh karung beras, baju-baju bererta peralatan sekolah para penghuni panti habis terendam air.
Aliarni (50) Salah seorang pengurus Panti mengungkapkan bahwa saat banjir lalu, dirinya bersama sejumlah besar penghuni panti tengah memenuhi undagan berbuka puasa diluar, sehingga pihaknya tidak banyak bisa menyelamatkan barang-barang di Panti.
Lebih lanjut Ia mengatkan, bahwa karung-karung beras yang terendam tersebut merupakan persedian bahan makanan di Panti selama beberapa minggu kedepan. “Sekitar 50 karung yang terendam banjir. Jadi tidak bisa di simpan dan digunakan lagi. Daripada terbuang karena membusuk, kita bagikan saja kepada warga sekitar yang kurang mampu. Sedang” terangnya usai di temui Minggu (19/6).
Sedangkan untuk perlengkapan sekolah seperti baju dan buku-buku yang terendam banjir merupakan barang-barang baru yang disimpan untuk persiapan murid-murid untuk ajaran baru.
“Selain pakaian pribadi anak-anak, baju-baju sekolah yang kita simpan untuk tahun ajaran baru serta untuk harian juga terendam semua. Sebgaian ada yang masih bisa di cuci, namun sebagian lagi sudah menguning. Sedangkan buku-buku tulis tidak bisa di gunakan lagi,” terang Aliarni yang juga merupakan Bendahara Panti.
Hingga kemarin (Minggu), Dirinya mengaku belum mendapatkan bantuan dari pemerintah kecuali makanan sahur saat Banjir. Sedangkan untuk kelangsungan Panti saat ini pihaknya maengandalkan sumbangan dari para donatur dan undangan untuk berbuka.
Menurutnya saat ini kebutuhan yang paling mendesak bagi penghuni panti adalah logistik dan peralatan sekolah. “Kita sudah masukan surat, awalnya surat untuk paket lebaran, namun karena terkena banjir kemarin akhirnya kita ubah jadi permintaan bantuan. Saat ini untuk logistik di panti dari para donatur dan beberapa undangan berbuka puasa,” sambungnya.
Lebih lanjut Ia menjelaskan bahwa saat ini penghuni panti ada 45 orang dengan 36 anak asuh. Sedangkan anak binaan luar atau yang masih tinggal dengan keluarga ada 35 orang.
Sementara itu Widya Rahmi (17) salah seorang anak asuh Panti Wira Lisna mengatakan, pada saat banjir dirinya tengah bersama dua anak lainya dan dua orang pengurus yang tinggal di panti.
“Air mulai naik saat magrib. Saat itu kami langsung menyelamatkan peralatan dan dokumen kantor dan gudang ke lantai dua. Kalau barang pribadi yang saya selatakan terlebih dahulu adalah ijazah-ijazah,” terang siswi SMK 9 tersebut.
Karena keterbatasan tenanga, dirinya bersama pengurus panti lainya tida bisa menyelamatkan barang-barang lainya. “Yang lain baru pulan jam 10 malam, dan saat itu air sudah sepinggang,” ceritanya.