Pementasan tunggal tari kontemporer berjudul Ratak Nyao (Nyanyian Agyan Berhenti Di Koma) oleh impessa dance company, di helat di teater tertutup Taman Budaya, Padang, Jumat (14/03).
Karya ke 17 dari Koreografer Joni Indra ini merupakan salah satu bentuk kepedulian terhadap kondisi anak-anak yang terinfeksi HIV AIDS di Sumatera Barat. Berkisah tentang Agyan (bukan nama sebenarnya) adalah seorang anak yang terlahir pada 28 november 2002 dengan menanggung beban sebagai orang ODHA (Orang Dengan HIV AIDS).
Terinfeksi dari lahir, membuat Agyan harus berjuang untuk hidupnya, penderitaan yang dilalui anak tak berdosa ini, harus melewati stigma dan diskriminasi dalam kehidupanya, bahkan setelah Agyan meninggal duniapun pada 17 november 2010. Jenazahnya pun mengalamai diskriminasi, hal ini yang membuat Joni Indra yang juga Direktur Yayasan Lentera Minangkabau merasa miris.
Indra menambahkan, “Agyan hanyalah 1 dari 28 anak di Sumatera Barat yang mengalami diskriminasi dan stigma, maka itu stop stigma dan diskriminasi terhadap ODHA, Agyan bukan lah pedosa.”
Pementasan ini didedikasikan untuk almarhum Agyan dan anak-anak yang terinfeksi HIV AIDS di Sumatera Barat. Dana yang terkumpul dari penjualan tiket sepenuhnya akan disumbangkan untuk pengobatan anak-anak pengidap HIV AIDS. (Ari)