oleh: drg. Susi, MKM dan drg. Desy Purama Sari
Karies (lubang gigi) pada anak usia sekolah di Indonesia merupakan masalah kesehatan yang belum dapat diatasi. Hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia melaporkan terjadi peningkatan jumlah karies yang tidak dirawat anak usia 12 tahun dari 1 buah gigi tahun 2008 menjadi 2 gigi di tahun 2018. Mengabaikan masalah kesehatan gigi dan biaya berobat menjadi salah satu alasan seseorang menunda atau tidak melakukan perawatan gigi karies. Karies yang tidak dirawat dapat menyebabkan rasa sakit, gangguan aktivitas sehari-hari, tidak konsentrasi dalam belajar dan tidak hadir ke sekolah. Sakit gigi dapat menyebabkan seseorang kehilangan hari kerja atau sekolah 3 sampai 4 hari dan berdampak pada ekonomi keluarga.
Anak usia 6-12 tahun berada pada periode gigi bercampur, diman terdapat dua jenis gigi didalam mulut yaitu gigi sulung dan gigi permanen. Pada periode ini gigi sulung mulai tanggal dan gigi permanen mulai erupsi. Proses kalsifikasinya gigi permanen mulai erupsi belum sempurna, sehingga mudah mengalami karies. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan usaha untuk mencegah dan berkembangnya karies pada anak sekolah melalui deteksi dini karies. Deteksi dini dilakukan dengan memeriksa gigi melihat tanda dan gejala karies dan melakukan tindakan pencegahan karies.
Kegiatan Deteksi dini karies dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas untuk meningkatkan Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) Sekolah Dasar 08 Kampung Gadang Pariaman. Kegiatan dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 29 Februari 2024. Kegiatan terdiri dari edukasi menjaga kebersihan gigi dan pemeriksaan gigi pada murid kelas 2,3 dan 4 sebanyak 76 orang. Sekitar 18% anak mengalami karies pada gigi permanen dan belum mendapatkan perawatan. Laporan hasil pemeriksaan diserahkan ke sekolah sebagai bahan evaluasi kegiatan UKGS.