Tabuik adalah tradisi budaya yang dilakukan oleh masyarakat Pariaman untuk memperingati meninggalnya cucu Nabi Muhammad SAW yaitu Hasan dan Husein di Padang Karbala.
Kata Tabuik atau Tabot atau Tabut merujuk pada upaya yang dilakukan oleh kaum Syiah dulu untuk mengumpulkan potongan tubuh kedua cucu Rasulullah dan memakamkannya setelah terbunuh di Padang Karbala.
Prosesi Festival Tabuik di Pariaman dilakukan setiap tahun mengikuti kalender Hijriah setiap bulan Muharram mulai tanggal 1 sampai puncaknya pada tanggal 10. Pada Tanggal 10 Muharram Tabuik diarak keliling Kota dan dibuang ke laut.
Jadwal Tabuik diawali dengan maambiak tanah dan biasanya pembuatan berlangsung selama hampir 2 minggu (Normalnya 1-10 Muharram, namun biasanya puncak perayaan disesuaikan dan biasanya ditetapkan hari minggu setelah 10 muharram).
Pembuatan Tabuik dilakukan di Rumah Tabuik. Tabuik yang dibuat berjumlah dua buah atau satu pasang dibuat masing-masing di Rumah Tabuik Pasa (Tabuik Pasa) dan di Rumah Tabuik Subarang (Tabuk Subarang).
Tabuik sendiri berbentuk seperti kuda, memiliki sayap namun berkepala manusia. Konon bentuk ini adalah perwujudan Buraq yang dipercaya membawa tubuh Husein ke langit.
Baca Juga: 5 Fakta Tentang Pariaman Yang Mungkin Belum Kamu Tahu
Baca Juga: 13 Hal Yang Diingat Orang Tentang Pariaman
Tabuik memiliki tinggi 12 meter dan pada saat pembuatannya dibuat dalam dua bagian. Bagian atas menyimbolkan beranda berbentuk menara yang dihias sedemikian rupa, sedangkan bagian bawah berbentuk Buraq.
Dalam Festival Tabuik peristiwa Padang Karbala seperti direka ulang. Hal tersebut dimulai dari prosesi maambiak tanah, maradai, maatam, maarak jari-jari, maarak saroban dan rangkaian ritual lainnya. Setiap prosesi dan ritual memiliki makna tersendiri.
Pada puncak perayaan Festival Tabuik prosesi yang dilakukan dinamakan “Hoyak Tabuik”. Pada prosesi ini Tabuik diarak dan akhirnya dibuang ke laut. Setelah itu barulah keseluruhan Festival Tabuik berakhir.
Festival Tabuik sendiri memiliki sejarah panjang di Pariaman. Mengenai masuknya Tabuik sendiri ada beberapa versi. Selain itu keterkaitan Tabuik dengan Syiah sampai saat ini juga menjadi kontroversi di tengah masyarakat.
Dulunya Tabuik merupakan acara rakyat masyarakat Pariaman. Baru kemudian pada tahun 1970-an, Tabuik diangkat menjadi Festival Budaya oleh Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman saat itu agar bisa mendatangkan wisatawan ke Pariaman.
Saat ini Tabuik di Pariaman telah menjadi Festival Budaya yang banyak menarik wisatawan, tidak hanya lokal tapi juga mancanegara. Pada saat “Hoyak Tabuik” masyarakat tumpah ruah di Pariaman untuk melihat langsung iven ini.
Tahun ini Festival Tabuik akan digelar pada tanggal 2-16 Oktober 2016. Berikut Agenda lengkapnya: