infosumbar.net – Kekalahan telak 1-4 dari Persib Bandung di pekan ke-27 Liga 1 2024/2025, pada Senin (10/3/2025) makin menjerat Semen Padang FC sebagai tim papan bawah dan terancam turun kasta ke Liga 2.
Sehabis pertandingan, pelatih Semen Padang FC Eduardo Almeida mengklaim sejumlah alasan kekalahan tim asuhannya.
Salah satu yang digaris bawahinya adalah absennya 8 pemain reguler Semen Padang akibat cedera, hukuman akumulasi kartu kuning dan skorsing.
Almeida menegaskan bahwa delapan pemain inti timnya absen dalam pertandingan tersebut, menjadi kendala utama bagi tim yang tengah berjuang untuk bertahan di Liga 1.
“Kami memang berupaya meraih kemenangan di setiap laga, tetapi absennya delapan pemain inti membuat segalanya semakin sulit,” kata Eduardo Almeida dalam wawancara usai pertandingan, Senin (10/3/2025) malam.
Beberapa dari mereka mengalami cedera, seperti Baixinho yang harus menepi dalam waktu yang cukup lama karena cedera, serta Iqbal yang cedera di bagian kepala.
Zidane Afandi juga cedera. Sedangkan Alhassan Wakaso, Tin Martic, Dodi Alekvandjin dan Ricki Ariansyah, menjalani sanksi akumulasi kartu dan skorsing.
Eduardo Almeida juga menyampaikan bahwa Kim Mingyu, bek tengah asal Korea tidak mau bermain dan Frendi Saputra indisipliner.
“Kim Mingyu tidak mau main. Frendi ada masalah disiplin dua hari yang lalu,” jelas Almeida.
Dengan kondisi tersebut, Ia mengaku terpaksa menurunkan pemain muda yang minim pengalaman di Liga 1, seperti Gala Pagamo yang baru berusia 18 tahun, dan Firman Juliansyah yang berusia 21 tahun.
“Kami bermain dengan pemain muda yang kurang pengalaman di Liga 1, yang tentu saja mempengaruhi performa tim,” ujar pelatih asal Portugal tersebut.
Menyoroti kegagalan Semen Padang di babak kedua, Almeida menyebutkan bahwa meskipun timnya unggul 1-0 di babak pertama, mereka gagal mempertahankan keunggulan di babak kedua, bahkan kebobolan empat gol.
Ia menyadari bahwa tidak ada perubahan yang dilakukan dalam komposisi pemain di babak kedua.
“Kami tetap menggunakan pemain yang sama di babak kedua, tanpa ada perubahan, dan hasilnya kami kebobolan,” jelasnya.
Eduardo mengakui pergantian pemain dilakukannya pada saat posisi timnya sudah tertinggal.
“Sebagai pemain harus bisa mengambil sebuah keputusan, karena sepak bola bukan bermain sendiri, akan tetapi ada lawan yang akan dihadapi,” tuturnya.
Menurutnya, kekalahan tersebut mengingatkan bahwa dalam sepak bola, keputusan yang diambil oleh pemain sangat berpengaruh.
“Sebagai contoh, saat Ciro dari Persib membuat assist, dia menghadapi tiga pemain lawan dan membuat keputusan yang tepat untuk menciptakan gol,” tuturnya.
Bagi Almeida, tim yang sukses dalam sebuah laga bukan hanya bergantung pada keberhasilan timnya, tetapi juga pada kesalahan yang dibuat oleh lawan.
Semen Padang FC kini tidak beranjak dari peringkat 16 klasemen, nilai 22 poin dan berpotensi terbenam ke dasar klasemen karena dua tim di bawah, PSS (22 poin) dan Madura United (21 poin) masih belum memainkan pertandingan.