Jayapura, (infosumbar) – Pada hari kedua, di nomor lintas alam jarak terbatas perorangan, Atlet Gantole Sumatera Barat lakukan pendaratan darurat dalam lanjutan PON XX Papua 2021, di Lapangan Advent Doyo Baru, Kabupaten Jayapura, Senin (4/10).
Atlet Sumbar yang ikut dalam nomor tersebut yaitu Syahroni, dan NSR Yalatif terpaksa lakukan pendaratan darurat lantaran cuaca di Kabupaten Jayapura tidak stabil.
NSR Yalatif M yang mendapatkan kesempatan terlebih dahulu lakukan take off tidak mampu mencapai goal, atlet yang meraih emas pada nomor ketepatan mendarat tersebut harus dipaksa mendarat di belakang Lapas Narkotika, Doyo Baru, sementara Syahroni pun melakukan pendaratan darurat di Kali Ular, Doyo Baru.
Menanggapi hal tersebut, Pelatih Gantole Sumbar, Philips R Sakti mengatakan bahwa cuaca di hari kedua dinomor lintas alam memang tidak ideal.
“Kondisi cuaca memang tidak ideal untuk penerbang, hari ini kita tidak menyelesaikan seluruh tugas, atau tidak mencapai goal, otomatis nilainya rendah,” ujarnya.
Sebelumnya, pada kelas A, dihari insiden Khaidir Anas terjatuh Rizalul Fathani pun DNF (did not fly) atau tidak lakukan penerbangan lantaran kondisi altet Sumbar mengalami musibah.
“Kelas A kemarin harusnya Jalul ikut, tapi karena kondisi badannya tidak fit, dan dalam aturannya memang tiap pilot Gantole, kalau tidak fit, sebaiknya tidak terbang, karena terbang butuh kosentrasi, sehingga akan mencegah resiko yang berbahaya,” katanya.
Saat ditanyai apakah disisa pertandingan kelas A dan B pada nomor lintas alam Sumbar masih memiliki harapan memperoleh medali, Philips mengatakan bahwa ia dan atlet-atletnya tetap optimis.
“Kita hanya berharap, misalnya besok terbang, dan mampu menyelesaikan seluruh tugas, katakanlah hebat, dia sudah bisa dapat nomor, dengan maksimalnya hari itu, kemungkinan bisa naik peringkat, jadi harapan jangan pernah dipadamkan,” tutupnya. (*)