PARIWISATA dan POTENSI SUNGAI DAREH
Nagari Sungai Dareh merupakan salah satu nagari di Dharmasraya yang kurang memiliki daya tarik di bidang Pariwisata. Sampai saat ini kunjungan orang luar untuk berwisata ke daerah ini sangat minim sekali bahkan bisa dibilang tidak ada. Namun apabila di telusuri lebih dalam ada beberapa potensi di Sungai Dareh yang bisa di kelola dan di jadikan objek wisata yang menarik untuk di kunjungi.
A. Rumah Gadang Tiang Panjang
Rumah Tiang Panjang merupakan salah satu potensi dibidang sejarah yang berada di Nagari sungai dareh. Rumah Gadang ini memiliki cerita sejarah yang menarik untuk dinikmati karena keunikan yang ada didalamnya. Selain ceritanya, Kondisi Rumah Gadang yang sudah direnovasi ini juga menarik untuk di kunjungi, Namun sayangnya saat ini Rumah Gadang Tiang panjang lebih sering terlihat tertutup karena belum dikelola mejadi sebuah objek wisata sejarah.
Sejarah Singkat Rumah Gadang Tiang Panjang
nagari sungai dareh dan pulau punjung dari zaman dahulu merupakan satu kesatuan yang sulit untuk di pisahkan baik secara adat maupun kebudayaan. Berdirinya kerajaan pulau punjung terkait dengan adanya kerajaan Sungai Dareh yang memiliki Rumah gadang Tiang Panjang.
Dahaulunya Dua nagari ini masih bernama Ranah Tibarau yaitu sebuah daerah yang banyak di tumbuhi oleh pohon tibarau. Pada saat itu Ranah Tibarau di pimpin oleh Tuanku Nan Hitam dan Tuanku Nan Putiah. Tuanku Nan Hitam terkenal sebagai pemimpin yang kejam terhadap masyarakat yang ada di ranah tibarau. kondisi ini membuat tidak nyaman masyarakat disana.
Pada abad ke 16 brangkatlah 4 orang Niniak Mamak (Datuak Nan Barampek) di Ranah Tibarau ke Pagaruyuang untuk melaporkan kondisi yang terjadi di negerinya pada saat itu. setelah melaporkan semua kekejaman yang dilakukan Tuanku nan Hitam dan Tuanku Nan Putiah di Ranah Tibarau pada Raja Pagaruyuang yang pada saat itu di pimpin oleh Sultan Abdul Jalil, Maka di Utuslah satu orang keturunan Raja Pagaruyuang untuk menjadi Raja di Pulau Punjung.
Sultan Abdul Jalil memanggil kemanakannya Sutan Kimpalan dan menyampaikan permintaan niniak mamak dari Pulau Punjung. kemudian berangakatlah Sutan Kimpalan ke Pulau Punjung membawa perlengkapan secukupnya seperti Mahkota Kerajaan, Cap Stempel,Keris Si Gajah Menong dan lain lain, dalam Rombongan itu dibawalah seorang perempuan yang merupakan Mandeh Ketek/Uncu nya yang bernama Puti Sari Bungo dimana pada saat itu dia masih berumur 13tahun. Puti Sari Bungo ini menjadi Inyiak Puti di Sungai Dareh dan keturunan dialah yang akhirnya menjadi Raja di kerajaan Sungai dareh.
Setelah Tuanku Hitam di bunuh maka Sutan kimpalan langsung memerintah sebagai Raja di Pulau Punjung sementara Mandeh Keteknya yaitu Puti Sari Bungo di Sungai Dareh, sampai akhirnya beliau mendirikan kerajaan dari keturunannya dengan Rumah Gadang Tiang Panjang.
Rumah Gadang tersebut di beri nama Rumah Gadang Tiang Panjang Karena tiang penyangga yang di letakan Horizontal di dinding Rumah Gadang terbuat dari sebuah batang kayu yang sangat panjang dan di pasang tanpa ada penyambung sama sekali, Tiang tersebut juga di Ukir dengan Motif Itiak Pulang Patang. seperti yang terlihat pada gambar dibawah:
