Perjalanan seribu kilometer selalu diawali dari satu langkah pertama, setiap bunga yang tumbuh selalu diawali dari putik yang menguncup dan setiap kehidupan selalu diawali dengan kelahiran. Begitulah hukum alam dalam kehidupan, bahwa selalu ada awal dari segala sesuatu.
Bersamaan dengan keseluruhan awal kehidupan tersebut, muncul pula harapan, impian, cita-cita dan keinginan yang seluruhnya berisi kebaikan.
Kelahiran juga kita pahami sebagai sebuah awal kehidupan, sebuah awal proses pembelajaran panjang tentang harapan, cita-cita, keyakinan, usaha, tantangan, semangat bahkan mungkin juga tentang memaknai kegagalan.
Ketika kita telah “berani terlahir”, maka mau tidak mau kita harus berani untuk menghadapi keseluruhan konsekwensi dari hidupnya kita. Mau tidak mau kita harus berani menghadapi hak/tanggungjawab, kesuksesan/kegagalan, pujian/cacian, dorongan/hambatan, dan keseluruhan konsekwensi lain yang memang sudah ada dalam daftar menu kehidupan.
Pada akhirnya bukan tentang apa yang kita hadapi yang akan menentukan kualitas kehidupan kita, tetapi bagaimana kita menghadapinya lah yang akan menentukan seberapa bernilai diri kita.
Kelahiran hanyalah satu dari sekian banyak moment penting dalam kehidupan kita, bagi kita sendiri, mungkin kelahiran bukanlah sesuatu yang penting, kenapa…? karena memang kita hanya tinggal “terlahir”, bahkan sebelum terlahir, mungkin kita tidak berharap atau memilih untuk lahir.
Bahkan karena “tidak pentingnya” hal itu bagi kita, nyaris tak seorangpun dari kita yang mengingat atau mengetahui bagaimana kita dilahirkan, kita hanya peduli dengan kapan kita dilahirkan.
Ternyata moment kelahiran penting bagi orang-orang yang terlibat dalam kehadiran pertama kita dimuka bumi, moment itu menjadi penting bagi orang-orang yang telah mempersiapkan dan mengharapkan kehadiran kita dengan penuh cinta, kasih dan sayang.
Dan ketika kita terlahir, merekalah yang merasakan kebahagiaan itu, merekalah yang merasakan kelegaan itu, karena penantian mereka terwujud sudah.
Moment kelahiran bukanlah moment yang terlalu penting bagi kita yang dilahirkan. Moment setelah kelahiran adalah moment yang jauh lebih penting bagi kita. Karena disanalah nantinya yang akan menentukan apakah kita dapat terus bertahan atau tidak.
Moment setelah kelahiranlah yang akan menentukan, ketika kita mampu bertahan apakah kita cukup bernilai atau tidak, dan moment-moment setelah kelahiranlah yang juga menentukan apakah ketika kita cukup bernilai, maka nilai kita meliputi banyak orang (memberi manfaat) atau tidak. Pada moment itu nantinya anda menjadi seseorang yang biasa…. atau LUAR BIASA.
Interaksi kita dengan dunia pada moment setelah kelahiran adalah catatan-catatan sejarah kehidupan yang akan terus menjadi bagian diri kita. Melekat kuat sebagai sebuah identitas, bahkan ketika kita sudah tidak ada lagi.
Kita akan diingat sesuai dengan apa yang telah kita perankan dalam fase-fase kehidupan tersebut. Apakah itu berisi kebaikan yang membahagiakan ataukah itu berisi keburukan yang mendatangan cela, kitalah yang berhak memilih peran tersebut.
Sebuah pertanyaan mendasar untuk membantu kita menentukan pilihan peran dalam kehidupan adalah “Untuk tujuan apa kita terlahir…?”.
Pertanyaan ini mungkin bukanlah pertanyaan yang seringkali secara serius kita pikirkan, bukan pula pertanyaan yang sering hadir dalam kehidupan kita, tapi pertanyaan ini merupakan pertanyaan penting tentang keberadaan diri kita, pertanyaan penting yang akan menentukan sikap dan perilaku kita dalam kehidupan, pertanyaan penting yang pada akhirnya juga membentuk karakter kita dan bagaimana kita akan dikenal.
Pertanyaan diatas merupakan sebuah pertanyaan terkait visi kehidupan kita, tentang hal apa yang akan kita perjuangkan dalam kehidupan kita. Ini terkait dengan cita-cita besar dari kehidupan kita.
Ketika seseorang telah kehilangan visi kehidupan, pada dasarnya dia telah kehilangan setengah dari kehidupannya, hidupnya limbung tanpa arah, bagaikan sebuah perahu yang kehilangan nahkodanya, terombang-ambing ditengah samudra luas.
Oleh karenanya sangat penting untuk merumuskan visi kita sebagai panduan dalam kehidupan. Dalam rangka merumuskan visi kehidupan kita, mungkin teknik dan pertanyaan dibawah ini dapat membantu anda, yang saya kutip dari seorang sahabat motivator yang luar biasa Krisnamurti:
- Jika kita berani hidup, kita harus berani mati, bukan?”
(tahan nafas dan dalam hati baca perlahan: 10..9..8.. hembuskan) - “Dan, memang semua dari kita pasti mati, bukan?”
(tahan nafas dan dalam hati baca perlahan: 7..6..5.. hembuskan) - “Jadi (hening 1..2..3.. detik), mengapa kita harus takut mati?”
(dalam hati baca perlahan: 4.. tarik nafas dalam-dalam dan tahan nafas) - “Mengapa begitu banyak orang di dunia ini takut dengan kematian?”
(hembuskan nafas perlahan sebanyak mungkin) - “Jawabannya adalah banyak orang belum tahu alasan mengapa dia hidup, bukan?”
(tahan nafas dan dalam hati baca perlahan: 3..2..1..) - “Untuk apa aku hidup di dunia ini?”
- “Apa alasan Tuhan menciptakan aku ke dunia ini?”
(endapkan saja pertanyaan ini, biarkan Unconscious Anda yang menjawabnya)
Baik sahabat juara, selamat menyelami hakikat anda dilahirkan, menorehkan jejak dalam kehidupan anda, yang mudah-mudahan terus dibayangi oleh kebaikan, keindahan dan kebahagiaan.
[divider]
Artikel ini di tulis oleh :
Arlin Teguh. Senior trainer, pendiri sekaligus direktur Indosinergi Utama (Training | Coaching | Consulting). Telah berkecimpung di dunia SDM sejak 2002 dan telah banyak memberikan pelatihan di berbagai instansi baik nasional maupun multinasional. Dikenal juga sebagai motivator dalam bidang pekerjaan, karir maupun kehidupan pribadi.