Film Salisiah Adaik karya Sutradara Minang Ferdinand Almi kembali diputar ke hadapan publik. Kali ini film yang mengangkat adat pernikahan antara daerah Luhak 50 Kota dan Pariaman tersebut di utar di Kota payakumbuh, tepatnya di Perkampungan Adat Balai Kaliki.
Pemutaran film Salisiah Adaik tersebut dalam rangka memeriahkan ulang tahun Kota Payakumbuh yang ke-46. Dalam acara yang bertajuk Payakumbuh Art Space tersebut ratusan masyarakat hadir untuk menunggu pemutaran film yang berhasil memenangi Piala Maya 214 tersebut
Selain pemutaran film, sejumlah aktor dan aktris pemeran dalam Film tersebut juga ikut memeriahkan acara, termasuk Sutradara sekaligus Produser film Ferdinand Almi.
Dalam kesempatan tersebut Ferdinand Almi menjelaskan latar belakang pembuatan film Salisiah Adaik. Salah satu alasannya karena ia sendiri pernah gagal menjalin hubungan denga gadis Payakumbuh lantaran perbedaan adat pernikahan.
“Sebenarnya saya waktu SMA dulu ernah menyukai seorang gadis asal ayakumbuh. Namun hubungan kami gagal karena erbedaan adat tersebut,” ujar pria yang biasa dianggil Ajo tersebut.
Usai emutaran, ketua LPM setempat mengapresiasi film Salisiah Adaik. Ia juga berterima kasih kepada Ferdinand Almi karena telah mengangkat budaya-budaya serta bahasa yang ada di Payakumbuh dan Limapuluh Kota.
Acara Payakumbuh Art Space yang digagas oleh Sudut Payakumbuh sendiri malam itu berlangsung meriah. Ratusan penonton tetap antusias hingga pemutaran selesai.
Film Salisiah Adaik pun akan kembali ditayangkan dalam bulan ini. Pemutaran selanjutnya akan dilakukan di luar Sumbar yaitu di Kampus Itenas, Bandung pada taggal 23 Desember nanti. Bagi Dunsanak di rantau yang ingin hadir dan menonton langsung silahkan datang.