Sutradara film Salisiah Adaik, Ferdinand Almi akan kembali memproduksi film bertemakan Minangkabau. Kali ini Ferdinand Almi akan membuat film Drama Musikal Anak-Anak tentang Minangkabau.
Film yang merupakan tugas akhirnya tersebut berjudul Minangakanwa, dan saat ini tengah memasuki proses produksi dengan mematangkan beberapa persiapan.
Saat dihubungi infoSumbar, Ferdinand Almi bercerita banyak tentang filmnya kali ini, termasuk beberapa kendala yang ia hadapi saat memulai rencana pembuatan.
Ketika coaching judul di depan pembimbingnya, Almi mengaku tak ada satupun dosen pembimbing yang mau menjadi pembimbingnya. Bahkan semua dosen sutradaranya mengundurkan diri.
“Dosen penyutradaraan semuanya mundur ketika saya coaching judul. Namun film ini tetap saya kerjakan. Bahkan dulu ketika presentasi Salisiah Adaik saya dianggap ngaur, tapi tetap saya kerjakan,” kata Ferdinand Almi.
Menurut Almi, hal tersebut terjadi karena pembuatan filmnya kali ini cukup sulit. Pertama karena film ini merupakan film Drama Musikal yang membutuhkan teknik penyutradaraan yang lebih sulit. Kedua karena di film ini juga menggunakan anak-anak sebagai pemeran utama dan tentu saja menjadi tantangan tersendiri.
Namun dirinya tetap yakin bisa menggarap film ini hingga selesai. Bahkan ia mengaku tak terlalu memikirkan apakah ada pembimbing atau tidak. Yang penting film yang juga tugas akhir ini tidak dipersulit.
Film Minangakanwa ini sendiri bercerita tentang seorang anak bernama Naya (10) yang disekolahkan oleh orang tuanya di kampung halamannya di Payakumbuh. Namun Naya merasa tidak betah, lantaran teman-teman di sekolahnya selalu bercerita mengenai Budaya Minangkabau, terutama Hamda (Pariaman) dan Sudri (Solok).
Namun beruntung Naya berteman dengan Yati (Payakumbuh) yang memberikan pengertian kepadanya sehingga Naya bisa berteman dengan Hamda dan Sudri. Naya pun akhirnya kagum dengan budaya dan keindahan Minangkabau.
Suatu hari mereka berkunjung ke sebuah air terjun yang berada dekat dari tempat tinggal mereka. Mereka pun bertemu dengan tiga orang lelaki yang mengejar kelinci. Kejadian ini kemudian membawa mereka kepada sebuah petualangan baru.
Film ini menurut Almi dipersembahkan bagi seluruh masyarakat Minangkabau, bahkan Almi mengatakan ini merupakan pestanya orang Minang. Karena film ini bercerita tentang Minang dan dibuat oleh orang Minang serta aktornya juga orang Minang.
Selain itu dengan film Minangkanwa yang merupakan film Drama Musikal pertama dari Ranah Minang ini, Ferdinand Almi berharap generasi sekarang terutama anak-anak tidak lupa dengan Budaya Minangkabau.