Infosumbar.net – Sebuah kelompok musik asal Padang bernama Naramajas akan segera merilis lagu debut mereka yang berjudul “Seingatku Pernah”. Lagu yang diciptakan oleh Tenku Raja Ganesha, berdasarkan puisi Emilia Dwi Cahya ini, nantinya akan bisa didengar di seluruh platform streaming musik digital pada tanggal 16 Oktober 2022.
Fajry Chaniago, Manajer Naramajas, mengatakan Naramajas merupakan sebuah grup musik yang awalnya merupakan bagian dari kelompok musik puisi Komunitas Seni Nan Tumpah.
Setelah berkarya sejak tahun 2011 atas nama Komunitas Seni Nan Tumpah, pada tahun 2021, kelompok musik ini dipersiapkan untuk hadir dengan atas nama mereka sendiri.
Saat ini, kelompok musik yang beranggotakan Tenku Raja Ganesha sebagai pemain gitar, Desi Fitriana sebagai penyanyi, Razi Rahman sebagai pemain gitar, Ossi Darma Desprian sebagai pemain bass, Anisa Ababil sebagai pemain cello, dan Ghani sebagai pemain perkusi ini telah menyiapkan 6 (enam) lagu yang siap untuk dirilis sebagai kado ulang tahun 12 tahun Komunitas Seni Nan Tumpah.
“Sebenarnya Naramajas sudah menyiapkan 6 (enam) lagu dalam format mini album yang siap untuk dirilis. Namun karena berbagai pertimbangan, kami bermaksud untuk merilis satu persatu lagu dengan perlahan-lahan dalam tahun ini.” ujar Fajry dalam keterangan resmi yang diterima Infosumbar.net (11/10/2022).
Pencipta lagu dan pemain gitar Naramajas, Tenku Raja Ganesha mengungkapkan proses penggarapan 6 lagu tersebut berlangsung sekitar 3 bulan di 3AM Studio Padang dengan Meiza Pratama alias Cimay sebagai sound engineer.
Lebih lanjut Tenku mengatakan, bahwa “Seingatku Pernah” dipilih sebagai lagu yang pertama kali dirilis karena beberapa pertimbangan. Salah satunya adalah sebelum memutuskan untuk merilis lagu tersebut, pihaknya telah menperdengarkan materi lagu-lagu yang ada di album ini ke pendengar yang terbatas dan pilihan sebagian besar pendengar jatuh kepada lagu ini.
Selain itu, imbuhnya, lagu ini juga cukup bisa untuk memperkenalkan bagaimana arah musik kami kepada masyarakat.
“Kami memilih Agung Atmadja alias Modjo untuk menggarap cover art lagu ini sebab pada beberapa karyanya, kami merasa ada kesesuaian antara bagaimana kami meintrepetasikan teks dengan bagaimana Modjo meintrepetasi hal-hal di sekitarnya ke dalam karya,” ungkap Tenku.
“Secara sederhana, lagu ini bercerita tentang pertemuan dan mimpi seseorang terhadap seseorang lain yang dibangun melalui imaji sebuah rumah dan segala isinya. Tapi, penafsiran tetap kami serahkan kepada para pendengar,” tutup Tenku. (*/peb)