Nilam Binti Malin, produksi teater ke-19 Komunitas Seni Nan Tumpah berdasarkan naskah karya Karta Kusumah dengan besutan sutradara Mahatma Muhammad akan dipentaskan di Gedung Utama Taman Budaya Sumatera Utara, Medan.
Produksi teater Komunitas Seni Nan Tumpah yang kali ini bekerjasama dengan Komunitas Home Poetry dan Komunitas Samasama, akan dipentaskan pada tanggal 7 Mei 2015, pukul 19.30 WIB.
Sebelumnya, Nilam Binti Malin pernah meraih Grup Penampil Terbaik ketika dibawa Komunitas Seni Nan Tumpah mewakili Sumatera Barat dalam ajang Festival Nasional Teater Tradisional di Gedung Kesenian Jakarta pada bulan Juni 2014. Kemudian dipentaskan ulang dengan beberapa perubahan di Teater Utama Taman Budaya Sumatera Barat pada bulan Desember 2014.
Naskah drama Nilam Binti Malin diolah dari cerita rakyat yang berasal dari Minangkabau, yaitu Malin Kundang. Namun, cerita rakyat yang sudah dikenal masyarakat luas ini, tidak semata dihadirkan kembali sebagaimana lazimnya. Karta Kusumah sebagai penulis naskah berusaha untuk memberi tawaran baru dalam cerita rakyat ini. Yang menjadi titik sentral dalam teks lakon bukanlah Malin Kundang, tetapi Nilam—anak perempuan Malin Kundang.
Dalam konsep penyutradaraannya, Mahatma Muhammad memakai dan mengimplementasikan sekaligus dua model akting, yaitu pemeranan teater konvensional barat dan pemeranan teater rakyat. Pemain sekaligus adalah aktor (yang dimungkinkan memainkan beberapa peran masing-masingnya), pemusik, penari, hingga kru artistik; serta di beberapa bagian transisi pergantian latar tempat, kejadian, waktu dan suasana pertunjukan, sifat pementasan teater rakyat yang cenderung cair dan akrab diharapkan dapat hadir. Inovasi atau pencarian kreatifitas dalam pertunjukan “Nilam binti Malin” yaitu pengaktulisasian ulang konsep-konsep randai terhadap kebutuhan teater modern Indonesia.