Infosumbar.net – Grup musik asal Padang, Naramajas merilis lagu keempatnya yang berjudul “Pendayung Patah”. Lagu Keempat yang digarap dari puisi Ivan Harley ini diagendakan masuk di platform musik digital dan tayang di kanal youtube Naramajas pada Selasa (31/1/2023).
Naramajas saat ini beranggotakan enam orang yaitu Tenku Raja sebagai pemain gitar, Desi Vitriana sebagai penyanyi, Razi Rahman sebagai pemain gitar, Ossi Darma sebagai pemain bass, Anisa Ababil sebagai pemain cello, dan Ghani sebagai pemain perkusi.
Tenku Raja menyampaikan, puisi Pendayung Patah dialihwahanakan menjadi sebuah lagu pada tahun 2020. Lagu ini dibawakan pertama kali pada Festival Musik Rumah tahun 2020 dengan nama Komunitas Seni Nan Tumpah. Kemudian lagu ini mengalami banyak perkembangan setiap kali dipentaskan.
“Lagu ini bercerita tentang sebuah usaha yang tetap dilakukan meskipun tahu akhir dari usaha tersebut berujung kepada sebuah kesia-siaan,” kata Tenku Raja dalam siran pers yang diterima Infosumbar.net.
Manajer Naramajas, Fajry Chaniago mengatakan, sampai saat ini banyak pendengar yang menantikan penampilan berikutnya dari Naramajas.
“Antusiasme yang begitu besar dari para pendengar seperti itu juga menjadi semangat bagi Naramajas untuk terus membuat karya yang lebih baik,” ujarnya.
Sementara itu, penulis puisi Ivan Harley juga mengunngkapkan lagu “Pendayung Patah” yang berangkat dari puisinya ini beberapa kali telah ia tonton pada pertunjukan-pertunjukan Naramajas sebelumnya.
“Merasa sangat terharu ketika merasakan suasana yang disampaikan Naramajas melalui lagu itu begitu sampai ke penonton. Diantara lagu-lagu Naramajas didengar, lagu “Pendayung Patah” adalah lagu yang paling emosional dinyanyikan oleh Naramajas,” imbuh Ivan.
Di sisi yang lain, R. Fernando atau yang biasa disapa Madil selaku artworker dalam lagu “Pendayung Patah” ini menjelaskan cerita lagu “Pendayung Patah” adalah keinginan kuat untuk terus berjuang membahagiakan seseorang, segala macam usaha dan rintangan telah dicoba, meskipun kadang apa yang ia kerjakan itu berujung sia-sia.
“Seakan mengutarakan arti tulus yang sesungguhnya dengan mencoba melakukan yang terbaik untuk orang yang tersayang. Walaupun terkadang menyiksa dirinya sendiri. Berusaha tegar dengan apa yang ia yakini akan berujung sebuah kebahagiaan, sehingga akhirnya karya selesai dengan pilihan objek dan warna mewakili itu semua,” jelasnya. (peb)