Padang, (infosumbar)- Perhelatan Kaba Festival 2021 yang resmi dibuka pada Senin, 1 November lalu, menjadi ajang bagi para seniman kotemporer untuk menampilkan hasil karya seninya. Salah satunya Iwan Altajaru, dosen sekaligus ketua Prodi Etnomusikologi, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Kesenian Jakarta (IKJ).
Pada acara tersebut, Iwan Altajaru memperkenalkan alat musik ciptaannya Rebi. Iwan menyampaikan jika alat musik tersebut ia ciptakan karena terinspirasi dari bentuk Rabab alat musik tradisional Minangkabau.
“Saya sudah mulai menciptakan Rebi ini dari tahun 1998. Rebi merupakan bentuk transformasi dari Rabab Pariaman. Dari jumlah senarnya pun sama, tetapi secara ukuran, Rebi ini lebih besar. Penggunaannya juga berbeda, Rabab cenderung lebih kepada tradisional, sementara Rebi lebih kepada kontemporer,” jelasnya.
Ia menyebutkan jika alat musik Rebi ini sebelumnya sudah pernah dipergunakan sebagai musik pengiring teater “I La Galigo”. Di Kaba Festival ini Rebi ciptaan Iwan Altanjuru perdana tampil secara solo dengan membawakan karya berjudul “Rebi Ku”.
“Dan khusus di Kaba Festival 2021, saya pertama kali memainkan Rebi secara solo di hadapan penonton. ” ucapnya.
Iwan juga menjelaskan jika alat musik ini ia buat untuk memenuhi kebutuhan seni kontemporer akan alat musik.
“Di Indonesia sendiri belum ada suara bass pada alat musik gesek yang memang khas Indonesia. Dari situ lah saya berusaha untuk menciptakan alat musik baru. Dan saat ini Rebi sudah didaftarkan dalam Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dan sedang diproses,” kata Iwan.
Dosen IKJ itu berharap, alat musik ciptaannya itu bisa berkontribusi dalam pengembangan seni kontemporer dan menjadi nilai budaya baru bagi bangsa Indonesia. (Iftitah)