Sebanyak 50 persen bahasa di Dunia atau 3000 dari 6000 bahasa hampir punah. Hal tersebut dinyatakan oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan PBB, UNESCO.
Mantan Direktur UNESCO wilayah Bangkok, Sheldon Shaeffer di Jakarta mengatakan penggunaan bahasa daerah atau bahasa ibu perlu ditingkatkan untuk pelestarian bahasa daerah.
Lebih lanjut Sheldon menyatakan bahwa dari 6000 bahasa di dunia hanya 10 persen saja yang masih aman. Sisanya berstatus terancam punah jika tidak dilestarikan.
Di wilayah Asia, dari 2.303 bahasa, 879 diantaranya terancam punah. Sedangkan di Asia Tenggara sebanyak 527 bahasa terancam atau hampir punah.
Kategori hampir punah menurut UNESCO adalah bahasa tersebut tidak lagi digunakan oleh Orang Tua. Sedangkan terancam punah adalah bahasa tersebut dikuasai orang tua namun tidak diajarkan kepada anak-anak mereka.
Pada masyarakat Minangkabau sendiri hal ini mulai terlihat. Mereka yang biasanya merantau ke Kota-Kota besar seperti Jakarta dan kota-kota lainnya, sudah banyak yang tidak lagi mengajarkan bahasa Minang kepada anaknya.
Bahkan di Kota Padang sendiri banyak ditemui anak yang keturunan asli Minangkabau, tidak bisa dan tidak mengerti lagi bahasa Minang.
Tentu saja ini juga membuaat bahasa Minang juga sebagai salah satu bahasa yang terancam punah. Punahnya bahasa nantinya tentu akan sangat berbahaya, karena bahasa adalah identitas atau budaya suatu masyarakat tertentu.