Selama Bulan September 2013, per-19 September 2013 pukul 11.30 WIB, Gunung Marapi meletus 14 kali. Aktivitas letusan ini jauh meningkat dibanding periode Agustus 2013 yang hanya mengalami empat kali letusan.
Dari data Pos Pengamatan Gunung Marapi di Bukittinggi, letusan terbanyak pada September 2013 ini terjadi pada Selasa 17 September 2013, yang mengalami enam kali letusan. Selain itu, letusan terjadi pada tanggal 2,11,13,15 dan tanggal 16 September 2013 yang masing-masingnya mengalami satu kali letusan. Pada tanggal 18 September 2013 juga terjadi dua kali letusan.
Terakhir, letusan terjadi pada Kamis 19 September 2013 sekitar pukul 09.43 WIB, yang mengeluarkan asap tebal berwarna abu-abu setinggi 400 meter. Mayoritas semua abu vulkanik itu mengarah ke bagian timur atau ke kawasan Batusangkar.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Marapi juga memperkirakan abu vulkanik itu jatuh ke sekitar puncak gunung dan tidak menjangkau pemukiman masyarakat.
Selama September 2013 per-19 September 2013, juga terjadi 11 kali gempa vulkanik dalam (VA) serta tiga kali gempa vulkanik dangkal (VB). Gempa tektonik lokal juga tercatat 14 kali, sedangkan gempa tektonik jauh tercatat 25 kali.
Meski aktivitas letusan Gunung Marapi mengalami peningkatan yang signifikan, namun aktivitas warga di sekitar gunung masih terlihat normal. Tidak ada aktivitas pengungsian, bahkan warga sekitar menganggap letusan itu suatu aktivitas yang lumrah di Marapi.
Untuk saat ini, warga masih diimbau agar tidak melakukan pendakian ke puncak Gunung Marapi serta tidak melakukan aktivitas pada radius tiga kilometer dari puncak Marapi.
Gunung Marapi saat ini masih berstatus waspada atau berada di level II.
harian haluan/wan | image: radhiyatulfajri