Bukittinggi (infosumbar) – Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Pusat Jusuf Kalla melontarkan Sumatera Barat perlu mengevaluasi diri terkait berkurangnya tokoh agama asal Sumbar tampil di nasional, sekarang ini.
Hal ini disampaikan mantan Wakil Presiden Republik Indonesia ke-10 dan ke-12, ketika meresmikan bangunan baru Masjid Tablighiyah Garegeh, Koto Salayan, Kota Bukittinggi, pada Jum’at (18/3).
Saat memberikan sambutan peresmian itu, Jusuf Kalla menuturkan bahwa modal orang Minangkabau ada tiga. Yaitu masjid, sekolah dan pasar. Namun, menurutnya ada yang perlu dievaluasi terkait tokoh agama Sumbar di panggung nasional masa sekarang ini.
“Saya melihat tokoh agama asal Sumbar yang tampil di nasional sudah berkurang, sulit dicari. Banyak orang Bugis yang ceramah di televisi. Jadi saya berharap jangan hanya bangun masjid tapi juga harus disiapkan program-programnya,” ujar Jusuf Kalla.
Namun, Jusuf Kalla bersyukur kepada Allah SWT, kecintaan kepada masjid akan terus menjadi bagian dari kehidupan masyarakat.
“Terbukti bahwa kita semua bergotong royong membangun masjid ini, itulah harapan saya,” lanjutnya.
Peresiman Masjid Tablighiyah Garegeh, tercatat dalam sejarah pada 1970 silam diresmikan shalat jumat pertama di lantai 1 bangunan masjid yang lama oleh Wakil Presiden Muhammad Hatta. Puluhan tahun berselang, kembali diresmikan shalat jumat pertama di bangunan masjid yang baru, oleh mantan Wapres RI ke-10 dan ke-12, Muhammad Jusuf Kalla.
Di kesempatan itu, Jusuf Kalla sekaligus melakukan peletakan batu pertama pembangunan kembali MDTA, Pondok Tahfiz, TK Assalam, dan Gedung Serbaguna Tablighiyah.
Gubernur Sumbar Mahyeldi menyampaikan apresiasinya atas kesediaan Jusuf Kalla hadir ke Sumbar. Menurutnya, keberadaan masjid memang fundamental bagi orang Minangkabau, setiap suku di nagari juga punya masjid.
“Karena itu Pemprov Sumbar juga telah menjadikan masjid sebagai pusat implementasi ABS-SBK, semoga bisa diikuti oleh kabupaten dan kota yang lain,” harap gubernur.
Sebelumnya, Walikota Bukittinggi, Erman Safar secara simbolis juga menyerahkan dana hibah Rp260 juta dana pokir anggota DPRD dan Rp740 juta dana program prioritas hibah Walikota Bukittinggi. Selain itu juga diserahkan bantuan untuk MDTA Rp250 juta dana program prioritas hibah dan Rp200 juta dana pokir DPRD Kota Bukittinggi.
Secara khusus Erman juga sampaikan terima kasih banyak kepada Dra.Hj. Nurhelmi Djamaan dan keluarga besar yang telah menyerahkan tanah untuk pembangunan masjid, serta seluruh donatur pembangunan masjid yang juga pernah diresmikan shalat jumat pertamanya di lantai II pada 20 Februari 1981 oleh Ketua MUI pertama RI, Buya Hamka.
Salah seorang putri Hj. Nurhelmi Djamaan, Patra Rina Dewi, mengatakan, tanah yang diwakafkan untuk pembangunan masjid sudah menjadi kesepakatan orangtuanya bersaudara.
“Tanah wakaf ini sudah kesepakatan Mama bersaudara, mengajak adik-adiknya bermufakat untuk menyerahkan tanah untuk pembangunan masjid. Hanya berharap Allah SWT bukakan jalan menuju surga-Nya,” kata Patra.
Selanjutnya, kegiatan peresmian dilanjutkan dengan shalat jumat berjemaah dengan Khatib Jumat oleh Buya Mas’oed Abidin dan Imam Sholat oleh Buya Mahyeldi.
Turut hadir dalam kegiatan ini Kapolda Sumbar Teddy Minahasa Putra, Sekdaprov Sumbar Hansastri, Aristo Munandar, serta tokoh masyarakat Garegeh.(*)