Padang, (infosumbar) – Nasrul Abit Dt. Malintang Panai meninggal dunia pada dini hari, Sabtu (28/08) setelah sepekan di dirawat di RSUP M Djamil berjuang melawan Covid-19. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat (Sumbar) kenang Nasrul Abit sebagai sosok langka dan luar biasa.
Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) BKSDA Sumbar, Ade Putra, Sabtu mengatakan Nasrul Abit merupakan sosok yang langka dan luar biasa dalam artian dukungan beliau terhadap konservasi itu sangat tinggi sekali.
“Itu suatu yang luar biasa karena tidak semua pejabat bisa melakukan seperti yang beliau lakukan kalau dilihat dari usia beliau untuk masuk ke dalam hutan cagar alam yang cukup keras beliau datangi di antara padatnya jadwal beliau sebagai Wakil Gubernur saat itu,” katanya.
Ia menjelaskan sosok Nasrul Abit ini dalam beberapa forum pembangunan resmi di Sumbar selalu berpesan jangan sampai apa yang dilakukan merugikan terhadap konservasi sumber daya alam.
“Tidak hanya sebagai wacana tapi juga beliau buktikan dalam pandangan-pandangan beliau dalam kebijakan pembangunan di Sumbar, beliau satu sosok dari sekian pejabat yang peduli dan memperhatikan serta memberikan dukungan terhadap konservasi lingkungan yang ada di Sumbar terutama rasa peduli beliau terkait satwa Harimau Sumatera,” jelasnya.
Hal itu dilatarbelakangi asal beliau yaitu dari Pesisir Selatan yang juga terdapat harimau, dan terhadap harimau ini beliau memiliki perhatian khusus tersendiri.
“Contohnya ketika ada harimau yang dilepaskan di Dharmasraya atau ada harimau yang datang beliau akan ikut berada di situ, jadi tidak canggung lagi beliau dengan istilah bertemu dengan harimau atau masuk hutan sekalipun itu sudah hal wajib bagi beliau untuk melihat lansung bagaimana kondisi ekosistem hutan di Sumbar.
Mengenang dan mengingat sosok Nasrul Abit bersama BKSDA kami punya pengalaman unik berkesan bersama beliau ketika masuk ke hutan hanya berselisih beberapa detik dengan harimau dan beliau tetap semangat untuk masuk.
“Ketika kami melihat raflesia itu ada pengalaman unik bersama beliau bahwa ternyata sebelum beliau masuk itu dan disaksikan oleh beberapa pengawal beliau dan petugas juga bahwa ada harimau yang melintas dan ketika itu saya sampaikan kepada rombongan, dan beliau tetap bersikeras masuk ke dalam hutan,” kenangnya.
Kami BKSDA sangat kehilangan satu-satunya sosok yang selama ini mendukung upaya konservasi sumber daya alam sumatera barat.
“Nasrul Abit ini tokoh yang unik, bukan hanya sekadar dalam bentuk wacana ucapan saja tapi beliau lansung turun ke lapangan dan itu jarang dilakukan oleh pejabat kita,” ujarnya.
“Masuk hutan dan jauh, menempuh medan yang cukup berat diusia beliau yang sudah cukup berumur beliau masih mau dan meyempatkan, intinya beliau itu sosok yang langka,” katanya.
Ade Putra melanjutkan Nasrul Abit adalah sosok yang wajib diteladani karena di kondisi beliau dengan kafasitas yang ada beliau masih mau ikut peduli mendukung upaya-upaya konservasi di Sumbar pada saat itu.
“Semoga keluarga bisa ikhlas menerima kepergian beliau ini dan semoga beliau kusnul khatimah dan bagi masyarakat tentunya apa yang telah beliau perjuangkan tidak kita lupakan dan kalau ada kesalahan yang beliau lakukan sebagai manusia semoga bisa kita maafkan bersama-sama,” ujarnya. (nou)