Shizuoka, Jepang – Peringatan enam puluh tahun kerjasama antara Indonesia-Jepang diperingati secara meriah oleh warga Indonesia di Jepang. Tak ketinggalan dengan pelajar Indonesia di Prefektur Shizuoka yang turut andil dalam memaknai momentum berharga ini. Para pelajar Indonesia yang berhimpun dalam Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang Komisariat Shizuoka ini berhasil menyelenggarakan Indonesia-Japan Educational and Intercultural Festival (IJEIF) 2018.
Festival yang untuk pertama kalinya dihelat dengan kombinasi unik dua agenda yakni seminar pendidikan dan pentas budaya ini sukses menyita perhatian masyarakat Jepang dan mahasiswa internasional yang tengah studi di Jepang. Bertepatan dengan momen liburan Golden week yang merupakan hari libur nasional Jepang yang jatuh berturut-turut pada minggu yang sama dari akhir bulan April hingga awal bulan Mei, festival ini diselenggarakan di dua tempat yang berbeda selama dua hari berturut-turut, Jumat-Sabtu (4-5/5/2018).

Setelah sebelumnya, Jumat (4/5/2018), Seminar Pendidikan berhasil membuka wawasan tentang kerjasama yang telah dan tengah dibangun Indonesia-Jepang dan isu energi yang perlu diperhatikan oleh kedua negara, festival semakin meriah dengan pentas pertunjukkan dari pelajar Indonesia dan Jepang pada hari berikutnya, Sabtu (5/5/2018). Bertempat di Miraie re-Ann Community Hall, beberapa pertunjukkan seperti Dongeng K’ Syam Baduy, Permainan angklung interaktif dan pentas dangdut disajikan dengan apik di atas panggung.
Tak ketinggalan tarian tradisional Indonesia-Jepang pun seolah menjadi titik temu budaya. Kehangatan budaya dan apresiasi yang tinggi terhadap seni tradisional masing-masing negara sukses dipentaskan di panggung IJEIF 2018 itu. Tari Piring yang juga ditampilkan oleh putra-putri Sumatera Barat (Sumbar), Indonesia itu pun tak luput menyita perhatian penonton.
Adalah mereka, Turangga Bayu (26), Tri Septia Arkhi (24), Aulia Insany (22) dan Tania Matofani (22), yang bertanggungjawab terhadap decak kagum para penonton terhadap tarian asli tanah Minang ini. Penonton yang umumnya merupakan warga aseli Jepang sangat terpukau dengan tarian ini terutama pada bagian paling ekstrim yakni ketika menari di atas pecahan piring.
Pertunjukkan pelajar alumnus Sastra Jepang, Universitas Andalas itu kemudian disambut dengan tepuk tangan meriah penonton. Tarian Piring ini merupakan salah satu dari penampilan tarian tradisional yang dipentaskan di panggung IJEIF 2018. Selain itu Tari Puspanjali, Tari Ramayana dan Tari Yosakoi asal Jepang juga dipertontonkan di atas panggung.
Muhammad Nurrohman Sidiq, ketua PPI Shizuoka yang juga merupakan Mahasiswa Ilmu Kimia, Shizuoka University ini menjelaskan bahwa festival pendidikan dan budaya ini merupakan bentuk tanggungjawab moral pelajar Indonesia di Jepang untuk meningkatkan dan menjaga hubungan baik Indonesia-Jepang.
“Lebih pada rasa syukur kita bisa studi di negara ini (Jepang). Hubungan baik kedua negara juga harus senantiasa kita jaga baik di bidang pendidikan maupun budaya. Saling mengenal dan mengenalkan budaya adalah cara paling efektif membangun chemistry yang baik diantara kita (Pelajar Indonesia-Jepang). Berharap agenda baik ini akan bisa berlanjut ditahun-tahun berikutnya.” pungkasnya dalam penutupan agenda IJEIF 2018.
Tulisan ditulis dan dikirim oleh Eko Andrianto
Panitia IJEIF 2018
Mahasiswa Shizuoka University, Jepang