Australia, (infosumbar) – Australia mengumumkan keadaan darurat nasional pada Rabu (9/3), sebagai tindakan atas banjir yang melanda di sepanjang pantai timurnya, serta menetapkan zona bencana di kota-kota yang terdampak oleh air sungai yang meluap kepermukiman.
Masyarakat maupun mahasiswa Indonesia yang tinggal di wilayah New South Wales (NSW) dan Queensland, kota yang terdampak banjir. Melansir dari laman CNN Indonesia, Konsul Pensosbud II KJRI Sydney, Farih Mufti, mengatakan terdapat sebanyak 103 WNI yang tinggal diberbagai wilayah yang terkena banjir, beberapa rumah atau tempat tinggal mereka di wilayah itu terendam banjir.
Tanpa akses listrik dan internet selama beberapa hari, penduduk mulai kewalahan, dan menyalahkan pihak berwenang atas lambatnya upaya bantuan. Namun, kini seluruh WNI yang terdampak sudah dievakuasi oleh pihak berwenang.
“WNI telah mendapatkan tempat baru untuk tinggal, kembali ke tempatnya, atau ditampung di rumah mahasiswa/WNI yang tidak terdampak banjir,” ucapnya.
Sebanyak 103 paket bantuan telah dikirim untuk WNI yang terdampak, dalam musibah ini dilaporkan tidak ada WNI yang meninggal dunia akibat bencana banjir di Queensland dan New South Wales ini.
Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, menghubungkan banjir yang melanda dengan perubahan iklim, yang katanya juga menyebabkan bencana kebakaran hutan sebelumnya, tetapi dia melanjutkan dengan mengatakan tantangan yang lebih besar adalah mengurangi emisi negara lain, yang dilansir dari laman Reuters.
Pemerintah Australia mengatakan personel militer yang dikerahkan ke wilayah itu untuk membantu operasi pembersihan akan bertambah dua kali lipat menjadi 4.000 personel.
Bantuan materil sekitar A$385 juta sudah diberikan untuk korban banjir dalam seminggu terakhir, dan Morrison mengatakan bantuan akan ditingkatkan untuk kota Lismore, serta kota-kota yang paling parah terdampak. Bantuan tersebut menyediakan makanan dan tempat tinggal, serta dukungan kesehatan mental, hukum dan dukungan bisnis.(*)
Diterjemahkan: Cici Idriani Mesha