Infosumbar.net- Di balik banyaknya usaha kecil di kota Padang, terdapat perjuangan perempuan-perempuan luar biasa yang berjuang untuk membantu perekonomian keluarga. Dua di antaranya adalah seorang Ibu dari pemilik usaha Mpek-mpek Moms Beach dan Ibu dari pemilik usaha Lapek Bugih Jo Lamang Balua Ranah Pasisia.
Kedua perempuan yang tangguh dan luar biasa ini sama-sama memiliki tujuan yaitu membantu perekonomian keluarga. Selayaknya seorang ibu yang selalu mengutamakan keluarganya, dua perempuan yang kini tengah menggeliat dalam usahanya begitu bersemangat membangun, mengembangkannya.
Untuk lebih upgrade dari usaha kecil-kecilan dengan harapan membantu keluarga tercinta, keduanya menjadi bagian dari seratusan peserta pelatihan UMKM Naik kelas yang ditata Dinas Koperasi dan UMKM Kota Padang bersama Oase Academy by infosumbar. Demi upgrade kemampuan itu, menjadi bagian dari tekadnya mengembangkan bisnis mereka.
Dari kedua orang tersebut, Wirda mengemas bisnis Mpek-mpek Moms Beach. Usaha mpek-mpek Moms Beach berdiri sejak tahun 2024. Perjalanan ini, berawal dari pelatihan BNN. Saat itu, Wirda yang terpilih dari kelurahan sebanyak 20 orang. Ia kemudian membangun Mpek-mpek Moms Beach. Pelatihan ini dibagi menjadi 2 kelompok. Satu kelompok terdiri 10 anggota, tetapi untuk saat ini, Wirda hanya sendiri saja karena sulit jika harus berkelompok. Menurutnya, jika berkelompok, ketika ada acara bazzar, ada yang tidak bisa hadir, dan itu akan menyulitkan.

Saat ini, Wirda mengelola usahanya sendiri dalam membuat mpek-mpek ikan. Dengan modal yang pas-pasan, kadang ia hanya membuat Mpek-mpek bermodalkan 2kg ikan atau bahkan kadang hanya sanggup 1 kg ikan saja. Wirda hanya akan kembali membuat Mpek-mpek, apabila sudah habis terjual seluruhnya.
Selain Wirda, ada Kartika. Ia punya bisnis usaha Lapek Bugih Jo Lamang Baluo Ranah Pasisia. Perjalanannya lebih panjang justru ditempuh oleh Ibu pemilik usaha yang berlokasi di Komplek Gunung Sariak, Kuranji. Usaha ini telah berdiri sejak tahun 2016. Tanpa pelatihan, namun beliau berani memulai akibat terdesak keadaan.
Bermula dari kebutuhan ekonomi keluarga yang terus meningkat. Memiliki dua orang anak dengan biaya semakin banyak, hingga harus membayar biaya dari rumah kontrakan. Ia berpikir, jika hanya mengharapkan gaji dari suami saja itu tidaklah cukup.
Lo
Sejak saat itu lah ia memulai usahanya dengan membuat kue tradisional seperti lamang baluo dan lapek bugih, lalu ia menitipkan ke warung-warung. Meski tak memperoleh keuntungan yang besar, ia tetap semangat demi membantu suami, dan memberikan yang lebih baik untuk anak-anaknya.
Perjalanan dua UMKM ini menunjukkan bahwa tekad dan kebutuhan bisa menjadi awal yang sangat baik dan berarti. Meski kedua usaha ini memiliki latar belakang yang berbeda, namun dua UMKM ini memiliki semangat yang sama untuk membangun perekonomian keluarga dari usaha kecil yang mereka bangun dari nol.
Kadang, tak perlu hasil yang besar, kata cukup bahkan sudah sangat disyukuri oleh para ibu demi orang-orang yang mereka kasihi. Mencari nafkah memang bukan kewajiban seorang ibu, namun melihat keluarganya aman, dan bertumbuh dalam rumah yang nyaman adalah impian dari setiap ibu. (*)
by:
Endah Febriyanti & Puti Hana Sulaini








