infosumbar.net – Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Kelas II Padang mengungkapkan hingga Agustus tahun ini, telah terjadi 16 kali temperan dengan kereta api di jalur aktif di Sumatera Barat.
Angka ini cukup tinggi mengingat jalur aktif kereta api di Sumbar tak terlalu panjang dibandingkan jalur kereta aktif di Pulau Jawa.
Dari data yang didapatkan, lebih dari 50 persen temperan dengan kereta api terjadi pada perlintasan sebidang tidak terdaftar atau perlintasan liar. Yakni perlintasan yang sengaja dibuka oleh masyarakat sekitar.
“Perlintasan liar yang sengaja dibuka masyarakat ini tidak memiliki izin dan tentu juga tidak ada pengawasannya. Masalah utama dari maraknya kejadian ini adalah kurangnya pengaturan dan perlindungan keselamatan yang memadai, sehingga rawan terjadi temperan,” ujar Kepala BTP Padang Hendrialdi.
Biasanya, perlintasan liar ini tidak dilengkapi dengan sistem peringatan atau perlindungan yang diperlukan untuk mencegah terjadinya temperan dengan kereta api. Seperti tidak adanya palang pintu ataupun pos jaga; tidak adanya sensor peringatan dini atau yang biasa disebut early warning system (EWS) dan lainnya sebagai penunjang keselamatan di perlintasan sebidang.
Untuk itu BTP Padang selalu mengingatkan masyarakat untuk selalu berhati-hati di perlintasan sebidang.
“Kita sebagai pengguna jalan harus aware dengan menjaga keselamatan dimulai dari diri sendiri. Selalu terapkan ‘Berteman’ yakni berhenti, tengok kiri-kanan, aman lalu berjalan saat diperlintasan dan jangan lupa untuk membuka kaca jendela bagi pengendara roda empat saat ingin melintas di perlintasan kereta api,” tambahnya.
“Saya harap, paham akan menjaga keselamatan mulai dari diri sendiri merupakan hal yang paling penting untuk menekan angka kecelakaan di perlintasan kereta api itu sangat penting, karena seberapapun canggihnya prasarana perkeretaapian ataupun fasilitas keselamatan, jika masyarakatnya tidak peduli dengan keselamatan diri sendiri, maka semua akan percuma,” tukasnya. (*)