Padang, (infosumbar) – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat (Sumbar) bekerjasama dengan Yayasan SINTAS Indonesia membentuk tim Patroli Anak Nagari (PAGARI) di nagari Baringin kecamatan Palembayan Kabupaten Agam.
Hal ini dilakukan guna menyikapi beberapa peristiwa konflik satwa liar dan tindak pidana terhadap satwa Harimau Sumatera yang terjadi beberapa waktu belakangan ini.
Kepala BKSDA Sumbar, Ardi Andono dalam siaran persnya, Kamis, mengatakan kegiatan ini merupakan upaya mendorong pelibatan secara aktif masyarakat yang berdomisili di nagari rawan terjadinya konflik satwa harimau dalam kegiatan penanganan dan deteksi dini.
“Pembentukan tim PAGARI juga dibekali dengan pelatihan, merupakan solusi mengatasi konflik satwa liar dan Harimau dan bertujuan untuk menciptakan nagari yang bersahabat dan berkontribusi dalam pelestarian Harimau Sumatera,” katanya.
“Diharapkan dari kegiatan ini terbentuk Tim Patroli berbasis masyarakat diwilayah rawan konflik satwa untuk pencegahan potensi konflik dengan merespon laporan kejadian konflik secara cepat dan tepat,” lanjutnya.
Ardi Andono menjelaskan, tindak lanjut dari kegiatan ini akan diadakan pertemuan rutin antara BKSDA Sumbar dengan PAGARI minimal satu kali sebulan untuk menjalin kerjasama dan mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan PAGARI dalam penanganan konflik manusia dan satwa.
“Sehingga diharapkan nagari dapat melaksanakan deteksi dini dan penanganan awal secara mandiri kejadian konflik satwa di wilayah nagarinya,” sambungnya.
BKSDA berharap dengan adanya pelatihan dan pembentukan ini akan terwujud nagari ramah Harimau yang artinya dapat mandiri dalam penanganan konflik Harimau Sumatera di wilayah nagarinya.
“Konflik yang tidak terkendali akan menyebabkan kerugian yang luar biasa dari kedua pihak yakni Alam dengan Harimau Sumatera dan Manusia tentunya,” terangnya.
Pelatihan pembentukan berlangsung selama tiga hari dari tanggal 26 sampai dengan 28 Oktober 2021 yang diikuti oleh delapan orang warga yang dipilih dan ditunjuk nagari Baringin.
Adapun materi pelatihan yang disampaikan diantaranya Kebijakan Konservasi Harimau Sumatera, Bioekologi, Pengamanan Hutan dan Perlindungan Satwa Liar, Navigasi, Penggunaan Camera Trap dan Penanganan Konflik Satwa Liar.
Sementara itu Sekretaris Nagari Baringin, Fakhrudin menyampaikan ucapan terima kasih atas ditunjuknya nagari Baringin sebagai pilot project atau percontohan pelibatan masyarakat dalam upaya penanganan konflik dan perlindungan satwa liar oleh BKSDA Sumbar.
“Semoga BKSDA besama Yayasan SINTAS Indonesia tetap melakukan pembinaan dan bimbingan kepada tim yang telah dibentuk dan dikukuhkan itu,” katanya.
Dalam kesempatan itu juga diserahkan peralatan perongan dan peralatan tim Pagari guna mendukung kegiatan PAGARI kedepannya. (nou)