Infosumbar.net – Seorang petani di Nagari Saniang Baka Kecamatan X Koto Singkarak kesulitan mendapatkan air untuk mengairi sawahnya dikarenakan selokan air tidak ada.
Hal ini dialami oleh Yulia Metri, petani yang harus mengeluarkan uang hingga ratusan ribu agar sawahnya dapat tumbuh dan bisa di panen.
Dalam masa menanam benih hingga panen yang kurang lebih tiga setengah bulan, ia harus beberapa kali menyewa mesin pembangkit air agar air sampai pada sawah miliknya.
“Sekarang kalau mau mengaliri sawah di Tarikan harus beli air. Sebenarnya dulunya ada selokan untuk mengaliri air, tapi sekarang selokan itu sudah tidak ada lagi karena ada warga lain yang membuka lahan sawah sehingga selokan tersebut hilang. Jadi saya harus mengairi sawah dengan mesin yang airnya di ambil dari sungai,” kata Yulia Metri saat diwawancarai Infosumbar Minggu (29/05/2022).
Proses agar air sampai ke sawah Yulia cukup memakan waktu yang lama. Ia menjelaskan, butuh waktu hingga lima jam agar air yang dinaikkan melalui mesin bisa sampai pada sawahnya.
“Untuk memasukkan air ke sawah saya butuh solar sebanyak 13 liter, harga per liternya saja Rp 9 ribu, itupun dalam jangka satu kali panen tidak sekali itu saja air dinaikkan pakai mesin tersebut. Belum lagi upah mesinnya Rp 50 ribu untuk satu petak sawah yang sawah saya ada lima petak. Biasanya jam 8 pagi mulai mesin untuk bekerja menaikkan air dari sungai, kemudian jam 1 siang barulah air tersebut sampai di sawah saya. Itupun harus melewati dua petak sawah orang lain dulu,” ujarnya.
Kemudian, Yulia menjelaskan meskipun air bisa didpatkan dari air hujan, tetap saja itu tidak cukup dan harus pakai bantuan mesin agar sawahnya bisa masuk air.
“Walaupun ada air dari air hujan tetap tidak cukup, saya tetap harus menyewa mesin untuk menaikkan air. Apalagi musim kemarau seperti sekarang, harus pintar-pintar merawat padi kalau tidak bisa gagal panen. Itu baru upah untuk air, belum upah yang lain seperti upah menanam padi, membajak, ketika panen dan lain-lain. Dari hasil panen yang biasanya 25 karung, 20 saja modal dalam pengerjaanya dan lima karung baru untung yang saya dapat,” tuturnya. (ism01)