Pemerintah Kabupaten Dharmasraya menargetkan, tahun ini lepas dari status daerah tertinggal. Meskipun sebagai kabupaten hasil pemekaran yang baru saja memperingati usia satu dasa warsa, target itu diyakini bakal dicapai.
Hal itu ditegaskan Bupati Dharmasraya H. Adi Gunawan baru-baru ini. “Insya Allah, tahun ini Kabupaten Dharmasraya siap lepas dari delapan kabupaten lainnya yang masih masuk kategori tertinggal, agar dapat berdiri sejajar dengan kabupaten/kota lain yang telah lebih dulu mapan,” tegasnya.
Menurut Bupati, ada sebagian kabupaten/kota yang enggan melepaskan diri dari status daerah tertinggal, dengan alasan akan kehilangan tambahan anggaran dari Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal. “Namun, kami telah membulatkan diri untuk berani menyatakan siap keluar dari status daerah tertinggal. Soal bantuan dana dari pemerintah pusat, kami yakin masih banyak sumber dari kemeterian lain yang bisa digaet untuk membangun daerah,” ulasnya.
Bupati menjelaskan, sumber-sumber anggaran itu tersebar di banyak kementerian, di antaranya Kementerian Perumahan Rakyat. Selain pembangunan sarana vital seperti jalan, jembatan, sekolah, dan kesehatan, dirinya akan melakukan pembenahan sektor perumahan dengan program bedah rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah, serta membangun rusunawa.
“Masih banyak lahan Pemda yang dapat dimanfaatkan untuk membangun rusunawa. Karena penataan perumahan menjadi salah satu indikasi dari daerah yang mapan dan modern,” imbuh tokoh pemekaran Dharmasraya itu.
Bupati menjelaskan, dirinya telah menunjukkan kepada Menteri Perumahan Rakyat H. Djan Faridz sewaktu melakukan kunjungan kerjanya ke Dharmasraya beberapa waktu lalu, lahan seluas 250 hektare yang dimiliki Pemkab Dharmasraya yang salah satunya diperuntukkan sebagai lokasi pembangunan rusunawa.
Keseriusan Dharmasraya untuk lepas dari status daerah tertinggal diapresiasi Gubernur Sumatera Barat H. Irwan Prayitno, sewaktu melakukan kunjungan kerja ke Dharmasraya beberapa waktu silam. “Buktinya, di Dharmasraya, nagari yang belum dialiri listrik hanya tinggal satu nagari saja. Sementara ada kabupaten di Sumatera Barat yang sampai 40 nagarinya belum tersentuh listrik. Hal ini menandakan bahwa Dharmasraya telah menjadi kabupaten yang berkembang pesat baik dari segi perekonomian maupun dari segi pembangunan infrastruktur,” ungkap Gubernur.
Apalagi, ungkap Gubernur, tingkat kemiskinan di Dharmasraya yang notabene sebagai kabupaten tertinggal, mampu berada di bawah tingkat kemiskinan propinsi yaitu sembilan persen. “Bahkan capaian ini jauh lebih baik dari kabupaten lain di Sumbar yang telah mapan dan bukan daerah tertinggal,” tambah Gubernur.
Keberhasilan ini menurut Gubernur tidak terlepas dari kegigihan Pemerintah Dharmasraya untuk terus mengupayakan berbagai bantuan baik dari pusat maupun dari propinsi untuk menggenjot perekomian masyarakat melalui berbagai bidang, tidak hanya pertanian, peternakan, tapi juga perkebunan dan pertambangan. Usaha keras dan kegigihan pemerintah ini juga disambut dengan usaha keras dan cerdas dari masyarakat untuk meningkatkan status ekonomi dan sosial sehingga mampu sejajar dengan kabupaten dan kota lainnya. (Dharmasraya/YT)